Pemuda Muhammadiyah Sangat Sesali Terjadi Aksi Teror Bom di Gereja Oikumene Samarinda
Dahnil Simanjuntak mengingatkan bahwa aksi jihad selalu dikonotasikan negatif kalau laku sekelompok orang yang berideologi maut.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah sangat menyesali terjadinya upaya teror melalui aksi pemboman Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11/2016).
"Yang jelas kita sangat menyesali upaya teror yang diterjadi tersebut," ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak kepada Tribunnews.com, Minggu (13/11/2016).
Dahnil Simanjuntak mengingatkan bahwa aksi jihad selalu dikonotasikan negatif kalau laku sekelompok orang yang berideologi maut.
Padahal substansi jihad adalah menghadirkan kesungguhan dalam berkarya untuk peradaban, untuk kebaikan sesama.
Untuk itu Dahnil Simanjuntak meminta Kepolisian untuk mengusut tuntas aksi teror tersebut.
"Harus dihentikan dan dituntaskan. Jangan sampai teror menjadi rutinitas yang tiba-tiba muncul ditengah hiruk pikuk masalah Sosial politik yang sedang terjadi," ujar Dahnil Simanjuntak.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengutuk aksi pelemparan bom molotov di Gereja Oikumene, Kelurahan Sengkotek, Samarinda Seberang, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Minggu (13/11/2016).
Menurut Said Aqil Siroj kekerasan atas nama apapun apalagi mengatasnamakan agama tak dapat dibenarkan.
"NU mengutuk keras peristiwa kekerasan oleh dan atas nama apapun. Termasuk yang pagi ini menimpa saudara kita di Gereja Oikumene, Samarinda," tulis Said Aqil Siroj di jejaring media sosial Twitter.
"Terlebih lagi atas nama agama, Laa ikraaha fiddin. Tidak ada kekerasan dalam bergama, dan tidak ada agama dalam kekerasan," lanjut Said Aqil Siroj.
Sementara itu, polisi mengamankan seorang pelaku pelempar bom molotov di Gereja Oikumene.
Pelaku diamankan setelah berhasil ditangkap oleh warga yang mengejar.
"Saya dengar ada ledakan kemudian terbakar di area depan gereja. Kemudian ada salah seorang lari menuju ke laut. Saya kejar, hingga ke laut dan akhirnya berhasil tertangkap," ujar Samuel Tulung, warga Loa Janan yang saat itu mengejar pelaku kepada Tribun Kaltim.