Di BPBD Jabar, Menjadi Satgas Bencana Adalah Panggilan Jiwa
Satuan Petugas atau Satgas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) harus selalu siap dan siaga setiap waktu
Editor: Content Writer
Satuan Petugas atau Satgas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) harus selalu siap dan siaga setiap waktu. Kesiapan itu pun menjadi sebuah resiko demi sebuah misi mulia kemanusiaan dan panggilan jiwa.
Hal itu juga yang sudah siap diterima Satgas dari BPBD Provinsi Jawa Barat dalam membantu warga yang membutuhkan jasanya saat ada bencana. Bukan hanya sudah punya kemampuan dalam kebencanaan, mereka telah ditanamkan nilai-nilai luhur kemanusiaan.
Dini, salah satu Satgas BPBD Jawa Barat mengatakan, kebanggaan bisa menjadi seorang yang bisa memberikan manfaat buat orang lain.
Sekalipun tak punya latar belakang tentang kebencanaan atau rescue, tapi dia terpanggil ikut menjadi relawan dan mengikuti Pelatihan Peningkatan Kepasitas Relawan Penanggulangan Bencana di Kawasan Situ Cileunca, 28-31 Oktober lalu.
"Saya tidak punya basic sebetulnya dalam hal ini, tapi ini panggilan jiwa. Saya merasa bangga dan senang, seru bisa menjadi satgas dan mendapat banyak ilmu, pengalaman dalam pelatihan kemarin," katanya di Kantor BPBD Jawa Barat, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Kamis (10/11/2016) siang.
Alasan itu juga yang disampaikan satgas lainnya, Rini. Dia mengaku saat masih kuliah sempat mendapat pengetahuan tentang rescue, namun setelah bergabung menjadi satgas BPBD, lebih banyak ilmu yang didapatkannya. Khususnya tentang bagaimana penanggulangan bencana dan proses evakuasi korban jika ada bencana.
"Materinya banyak kemarin, teori dan prakteknya juga. Seperti bagaimana evakuasi medan air dan evakuasi medan terjal, kemudian ada materi psikososial untuk pendampingan dan juga simulasi Penanggulangan Bencana. Seru dan saya tahu resiko jadi satgas harus siap 24 jam mungkin lebih, tapi ini panggilan jiwa," ucapnya di tempat yang sama.
Lain halnya dengan Dini dan Rini, Fitri yang merupakan peserta pelatihan tahun lalu mengaku bangga menjadi satgas atau relawan karena sebuah tugas mulia untuk kemanusiaan.
"Ini sebuah misi kemanusiaan untuk bisa membantu sesama, walau kita senantiasa berharap tidak ada bencana apalagi sampai ada korban dan kerugian," ungkapnya.
Peran mereka pun tak hanya saat berseragam Orange khas BPBD Jabar. Di lingkungan tinggal pun, mereka menjadi sosok penyuluh yang memberikan ajakan, imbauan untuk bisa sadar akan potensi bencana, seperti halnya membuang sampah sembarangan ke sungai atau ajakan pola hidup sehat lainnya.
Sebab, selain turun ke lokasi bencana, tugas BPBD pun melakukan pencegahan hingga merehabilitasi dan merekontruksi. Seperti yang dilakukan di lokasi bencana banjir bandang di Kabupaten Garut.
Kepala BPBD Jabar Haryadi Wargadibrata mengatakan, di sebuah lokasi bencana alam, rehabilitasi dilakukan untuk fokus pada apa yang bisa diperbaiki dan rekonstuksi pada apa yang bisa dibangun kembali.
Yang terpenting dalam menghadapi bencana adalah mitigasinya. Harus selalu disosialisasikan masalah aspek-aspek kebencanaan yang tak terduga.
"Jadi kalau kita menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan mitigasi, bentuknya harus mengingatkan dan segera ditindaklanjuti. Caranya itu bukan menakut-nakuti," pungkasnya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.