Pengamat: Jokowi Tenangin Situasi Dulu, Setelah Itu Seleksi Mana Teman Sejati dan Tidak
Jokowi, kata Ray, segera melakukan konsolidasi dengan seluruh elemen untuk mengantisipasi krisis kepercayaan yang telah dibaca usai Aksi Bela Islam II
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik dari Lingkar Madani Ray Rangkuti menganggap langkah Presiden Joko Widodo melakukan "Safari Politik" ke sejumlah institusi hingga partai politik sebagai aksi sigap untuk menangani gejolak yang mulai membayangi pemerintahannya.
Hal tersebut, menurut Ray, wajib dilakukan Jokowi lantaran pasca aksi demo besar-besaran 4 November lalu, rakyat mulai kehilangan kepercayaan terhadap dirinya.
"(Safari politik) itu sesuatu yang harus dilakukan Presiden ya, karena itu isu yang cepat mengarah pada beliau," ujar Ray saat ditemui di Ma'arif Institute, Jalan Tebet Barat Dalam II, Jakarta Selatan, Selasa (15/11/2016).
Jokowi, kata Ray, segera melakukan konsolidasi dengan seluruh elemen untuk mengantisipasi krisis kepercayaan yang telah dibaca usai Aksi Bela Islam II.
"Nah mungkin itu dibaca (Jokowi), oleh karena itu dia dengan cepat melakukan konsolidasi kepada instrumen-instrumen organisasi publiknya, keamanan, ke polisi militer, organisasi keagamaan, yang terakhir adalah ke partai politik ini," jelas Ray.
Safari politik tersebut dilakukan bukan tanpa dasar.
Baca: Doli: Kalau Memang Tidak Ingin Melindungi Ahok, Pak Jokowi Tidak Perlu Safari
Baca: Soal Safari Jokowi, Fahri: Muter-muter Nggak Menyelesaikan Masalah
Ray menegaskan, Jokowi khawatir lantaran tingkat kepuasan publik yang selama ini tinggi dalam sejumlah survey, sangat berbeda dengan apa yang terjadi saat ia melihat aksi pada 4 November tersebut.
"Inilah institusi-institusi formal publik (yang didatangi Jokowi), kenapa itu dilakukan? Karena fakta di lapangan menyatakan tingkat kepuasan publik tidak memiliki korelasi terhadap dukungan politik dirinya," tegas Ray.
Ray menilai, aksi safari politik yang dilakukan oleh Jokowi untuk meredam situasi politik negara yang tengah panas pasca munculnya dugaan adanya penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Kepulauan Seribu.
Lebih lanjut Ray memprediksi, Jokowi akan melakukan evaluasi hingga 'menyeleksi kembali' siapa saja yang menjadi 'teman sejati' baginya.
"Saya lihat presiden tenangin (situasi) dulu. Kalau sudah tenang, dia akan lakukan evaluasi, kemudian menyeleksi kembali mana sih yang benar teman atau teman yang cuma nikmati kue kekuasaan terhadap dirinya," pungkas Ray.