Mantan Waka BIN: Tidak Ada Kegagalan Intelijen Dalam aksi 411
Reaksi dari Presiden pascaaksi 411 itu menurut mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), As'ad Said Ali, bukanlah dampak dari kegagalan inteli
Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peserta aksi 411 pada 4 November lalu sanggup menciptakan lautan manusia di Jakarta. Tidak ada satupun pihak yang bisa memastikan berapa tepatnya jumlah peserta.
Pascaaksi terebut, Presiden Joko Widodo terpaksa membatalkan sejumlah agendanya, untuk bersafari menemui ulama dan menyambangi markas TNI dan Polri.
Reaksi dari Presiden pascaaksi 411 itu menurut mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), As'ad Said Ali, bukanlah dampak dari kegagalan intelijen dalam memberikan masukan ke Presiden sebelum aksi. Ia mengaku percaya Presiden sudah diinformasikan dengan baik.
"Dia kan dilapori oleh intelijen, siapa yang bikin (aksi) dia mengerti," ujar As'ad Said Ali kepada wartawan usai ia menghadiri sebuah acara di Gedung Bidakara, Jakarta Selatan, Senin (21/11/206),
Hingga akhirnya Presiden berkeliling markas-markas satuan di TNI dan Polri, As'ad Said Ali menduga Presiden hanya berniat untuk memastikan kesamaan visi para anggota TNI dan Polri dengan pemerintah saat ini.
"Mungkin yang dilakukan kan kosolidasi, (memeriksa) kesiapan aparat, (mengetahui) siapa yang ada dihadapi," katanya.
Aksi 411 yang digelar 4 November lalu adalah aksi untuk meminta sikap tegas dari pemerintah, terhadap kasus dugaan penstaan agama yang menjerat Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama.
Setelah aksi tersebut akhirnya Polisi menetapkan status tersangka kepada Ahok.
Soal tudingan dari Presiden RI ke 6, Susilo Bambang Yudoyono atau SBY yang mendiskreditkan instrumen intelijen pemerintah saat ini, menurut As'ad Said Ali hal itu hanya bagian dari perang psikolgis.