Bareskrim Ketahui Posisi para Penyebar Isu Rush Money di Media Sosial
Mantan Wakabareskrim ini membocorkan para penyebarluar isu Rush Money itu tersebar di berbagai pulau, tidak hanya Pulau Jawa.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar mengaku sudah mengetahui posisi pihak-pihak yang menyebar luaskan akun ajakan penarikan uang secara besar-besaran di bank (rush money) pada aksi demo lanjutan 2 Desember nanti.
Isu soal Rush Money sendiri sudah dibantah tegas oleh Kapolda Metro Jaya, M Iriawan. Dia mengatakan isu itu hoaks dan hanya ulah orang iseng semata.
"Pelaku, mereka yang menyebar luaskan isu Rush Money sudah diketahui, posisinya sudah dapat semua. Hanya memang kami belum melakukan upaya paksa, masih memantapkan penyelidikan dulu," ujar Boy Rafli Amar, Rabu (23/11/2016) di Mabes Polri.
Mantan Wakabareskrim ini membocorkan para penyebarluar isu Rush Money itu tersebar di berbagai pulau, tidak hanya Pulau Jawa.
Ari Dono enggan membocorkan siapa saja mereka, karena dikhawatirkan para penyebar isu tersebut bisa kabur dan lolos dari penangkapan.
"Sumber awalnya satu, lalu masuk ke sebuah grub dan langsung menyebar luas. Kami sudah tahu siapa-siapa saja orangnya," tambah Boy Rafli Amar.
Untuk diketahui, beredar kabar di media sosial bahwa akan ada gerakan penarikan uang besar-besaran (rush money). Gerakan itu diisukan terjadi di tengah situasi perkara Ahok.
Informasi yang beredar, rush money digaungkan menjelang demonstrasi susulan terhadap kasus dugaan penistaan agama dengan tersangka Ahok.
Menanggapi isu ini, Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri Brigjen Agung Setya mengatakan ada sebanyak 70 akun yang tengah diselidiki terkait penyebaran isu tersebut.
Ia menjelaskan, pihaknya tengah melakukan identifikasi terhadap para pengguna dua jejaring sosial yakni Twitter dan Facebook untuk mengungkap dalang dibalik munculnya isu 'Rush Money'.
"Saya rasa tidak terlalu banyak yang kita identifikasi di akun twitter, tapi di facebook itu ada sekitar 70 akun yang kita identifikasi," ujar Agung, saat ditemui di Bareskrim Polri, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Senin (21/11/2016).
Ia menegaskan, melalui unit cyber crime Mabes Polri, pihaknya akan menelusuri keberadaan sang pemilik akun.
"Dalam penyebaran ini, kita perlu identifikasi keberadaannya dan posisinya," tegasnya.
Menurutnya, penyebaran isu penarikan uang secara massal tersebut disinyalir terkait isu akan adanya aksi pada 25 November mendatang yang kemudian berubah agenda menjadi 2 Desember.
"Ya ini kegiatan yang dihubungkan pada kegiatan nanti tanggal 25 (November), dan ini muncul di beberapa sosial media dan kita telusuri semuanya itu," jelasnya.