Penutupan Rangkaian Jelajah 3Ends Di Bandung Berlangsung Sukses dan Meriah
Program Jelajah 3ENDS di Kota Bandung yang berlangsung sejak 19-20 November yang lalu telah tuntas diselenggarakan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Program Jelajah 3ENDS di Kota Bandung yang berlangsung sejak 19-20 November yang lalu telah tuntas diselenggarakan.
Meski telah usai, kegiatan yang berfokus pada tiga hal, yaitu akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, akhiri perdagangan orang dan akhiri ketidakadilan akses ekonomi untuk perempuan, menuai tanggapan baik dan dinilai sukses besar dalam penyelenggaraannya.
Diawali di hari Sabtu (19/11/2016), Jelajah 3ENDS mengadakan seminar yang menghadirkan peserta dari perwakilan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di seluruh provinsi di Indonesia beserta kabupaten dan kotanya, tokoh-tokoh inspiratif, dan para pelaku pemberdayaan perempuan.
Tiga tokoh inspiratif tersebut diantaranya Pembina Kader Pusat Layanan Informasi Perlindungan Perempuan dan Anak (PLI-PPA), Atalia Ridwan Kamil, Kepala Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak RS Sunan Gunung Jati, drg. Heru Purwanto, dan korban trafficking, Mimih Handayani.
Atalia yang merupakan istri Walikota Bandung, Ridwan Kamil. Atalia bercerita perjuangannya mewujudkan Bandung menjadi kota ramah anak dan perempuan. Setelah itu, Mimih Handayani yang pernah menjadi korban trafficking atau perdagangan orang juga menceritakan kisah perjuangannya menjadi TKW di Arab Saudi.
Tak seperti yang diinginkan, Mimih malah terjerumus ke dalam sindikat perdagangan orang yang membuatnya harus disekap selama sebulan di Pontianak. Berkat keberaniannya, Mimih kabur dari lokasi penyekapan berbekal kain yang diubah tali, sehingga dia bisa melanjutkan hidup kembali bersama keluarganya.
Pemaparan ketiga dilanjutkan oleh Kepala Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak RS Sunan Gunung Jati, drg. Heru Purwanto yang mampu memberikan pelayanan kesehatan cuma-cuma bagi perempuan dan anak korban kekerasan.
Dari berlangsungnya seminar di hari pertama, berbagai pihak memberikan tanggapan baik atas terlaksananya Program 3Ends yang digagas oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) ini.
“Saya lihat bagus program ini bagi perlindungan perempuan dan anak serta dapat mensinergikan program-program perlindungan perempuan dan anak yang dilakukan pusat dan daerah." ujar drg. Heru Purwanto kepada Tribunnews.com.
Tanggapan baik pun diberikan oleh Wakil Walikota Bandung, Oded Muhamad Danial.
“Program ini sangat baik dan diharapkan dapat menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak. Tentu berbagai nilai dalam program ini tidak bisa berjalan baik apabila hanya pemerintah saja yang bersusah payah, tetapi tidak mendapat dukungan yang sama dari warga. Untuk itu saya sangat berharap peran serta masyarakat dalam mewujudkan Bandung menjadi kota ramah perempuan dan anak," ujar Oded kepada wartawan.
Program 3Ends selanjutnya diisi dengan acara "Mama Yo Menjawab" akan dilaksanakan di Padepokan Mayang Sunda yang bertema “Akhiri Perdagangan Orang”, di Gedung Graha Bhayangkara bertema “Akhiri Ketidakadilan Akses Ekonomi Untuk Perempuan” dan terakhir di Cikapundung River Spot yang bertema “Akhiri Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak”.
Program Jelajah 3ENDS di Kota Bandung yang berlangsung sejak 19-20 November 2016.
Tanggapan positif hadir dalam rangkaian acara “Mama Yo Menjawab”. Peserta yang didominasi oleh perempuan dan siswa sekolah langsung berebut mengajukan pertanyaan.
Seperti yang dilakukan oleh Maya seorang siswi salah satu sekolah menengah atas Kota Bandung yang juga merupakan anggota Forum Anak Jawa Barat, berkeluh kesah mengenai maraknya pernikahan anak di bawah umur.
Menteri Yohana memberikan jawabannya terhadap keluhan Maya terkait isu pernikahan anak di bawah umur.
“Anak-anak tidak boleh mendapatkan perlakuan seperti itu. Mereka harus tumbuh sesuai waktunya," jawab Menteri Yohana.
Setelah itu, peserta semakin aktif bertanya, tidak hanya kaum perempuan terdapat juga seorang pria bernama Irwansyah yang merupakan kader Pusat Layanan Informasi Perlindungan Perempuan dan Anak (PLI-PPA). Dirinya menanyakan mengenai maraknya fenomena perdagangan orang di tengah masyarakat.
Menteri Yohana memberikan jawaban tegas dari pertanyaan tersebut.
"Kita harus melawan untuk memutuskan mata rantai itu. Jika terjadi kekerasan itu kami telah memiliki satgas untuk mendeteksi perdagangan orang," tegas menteri yang akrab disapa Mama Yo tersebut.
Penutupan Acara "Mama Yo Menjawab" berlangsung di Cikapundung River Spot. Meski diguyur hujan, warga tetap tak mengurungkan niatnya untuk mengajukan pertanyaan-pertanayan seputar kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Sementara di hari kedua, acara puncak Jelajah 3Ends di Bandung diramaikan oleh mantan penyanyi cilik yang tergabung dalam grup Save Lagu Anak, di antaranya Dea Ananda, Natasha, Tina Toon, dan Kak Nunu. Ada pula penampilan dari Sister in Danger, Ubay Indonesian Idol, dan pelukis pasir Abe Rubio.
Diiringi lantunan Jingle 3Ends, warga Bandung yang membludak di lapangan Balaikota Bandung tampak heboh berjoget dan bernyanyi bersama meski hujan sempat mengguyur mereka.
Acara puncak Jelajah 3Ends di Bandung diramaikan oleh mantan penyanyi cilik yang tergabung dalam grup Save Lagu Anak, yaitu Tina Toon.
Salah satu warga kota Bandung, Ningsih mengapresiasi berlangsungnya kegiatan jelajah 3ENDS ini di Kota Bandung.
"Di dekat rumah saya banyak kejadian suami mukul istri. Tapi program ini membuat kami tidak takut lagi untuk melapor, “ungkap Ningsih kepada Tribunnews.com.
Selama dua hari dihelat pada 19-20 November, program 3Ends di Kota Bandung berjalan sukses. Masyarakat Kota Bandung menyambut antusias program yang dihadiri langsung oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Bandung adalah kota terakhir yang disambangi oleh Kemen PPPA dalam program Jelajah 3Ends 2016. Sebelumnya, Kementerian PPA menyelenggarakan program serupa di Jailolo dan Belitung.