Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hasto Sesalkan Hujatan Pandu ke Gus Mus di Media Sosial

Rais Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu menilai bahwa shalat Jumat di jalan akan menjadi bid'ah.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Hasto Sesalkan Hujatan Pandu ke Gus Mus di Media Sosial
Surya/ahmad zaimul haq
H A Mustofa Bisri atau Gus Mus saat berbicara hadapan peserta Muktamar Ke-33 NU di alun-alun Jombang, Senin (3/8/2015) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto menyesalkan hujatan seorang netizen ke KH Mustofa Bisri atau dikenal dengan Gus Mus di media sosialTwitter.

Bagi PDI-P, lanjut Hasto, Gus Mus menjadi sosok pemimpin kultural keagamaan yang mampu menciptakan keteduhan.

"Hujatan kepada Beliau sebagaimana dilakukan oleh saudara Pandu Wijaya, yang notabene adalah karyawan BUMN, sangatlah tidak bisa diterima," ujar kata Hasto dalam keterangan tertulis, Jumat (25/11/2016).

PDI-P, kata Hasto, mengajak semua pihak untuk menggunakan media sosial dengan penuh tanggung jawab.

Medsos harus menjadi instrumen membangun peradaban yang saling menghormati, mewartakan kebenaran, dan menyuarakan suara rakyat dengan sejujur-jujurnya.

"Jangan gunakan medsos untuk alat penghujat," imbau Hasto.

"Seluruh gerak keagamaan dan kebudayaan Gus Mus menjadi oase kehidupan yang menentramkan ditengah berbagai bentuk cacian dan hujatan yang kini kian marak," kata Hasto.

Berita Rekomendasi

Hasto menambahkan, PDI-P sangat menghormati  kyai karismatik, seperti sosok Gus Mus. 

PDI-P mengajak semua pihak untuk mengembalikan watak kultural bangsa Indonesia yang rukun, harmoni, dan penuh tenggang rasa. 

"Seluruh anggota dan kader PDI Perjuangan diminta untuk mengedepankan dialog, dan menciptakan suasana kesejukan, dengan berguru pada keteladanan sosok pemimpin yang bersahaja seperti Gus Mus," ucap Hasto.

Pada 23 November 2016, Gus Mus menyampaikan tujuh pernyataan terkait rencana pelaksanaan shalat Jumat di Bundaran Hotel Indonesia pada saat unjuk rasa 2 Desember 2016.

Rais Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu menilai bahwa shalat Jumat di jalan akan menjadi bid'ah.


Pandu menanggapi kicauan itu dengan pernyataan yang dianggap kurang pantas dan menghina Gus Mus. Tanggapan Pandu itu mendapat protes dari netizen.

Komisaris Utama PT Adhi Karya Fadjroel Rahman menyampaikan permintaan maaf atas komentar bernada hinaan yang disampaikan oleh Pandu Wijaya.

Fadjroel mengatakan, Pandu sebetulnya bukan karyawan PT Adhi Karya, melainkan pegawai yang dikontrak untuk proyek renovasi Gedung Olahraga Bung Karno, Jakarta.

Meski demikian, kata Fadjroel, PT Adhi Karya merasa perlu bertanggung jawab atas hal itu.

Fadjroel juga menuturkan, jika proyek renovasi GBK sudah 100 persen rampung dikerjakan, maka kontrak kerja Pandu Wijaya pun akan berakhir. Pandu juga, lanjut dia, sudah diberi surat peringatan oleh atasannya.(Ihsanuddin)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas