Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia Tak Ikut Aksi Demo 2 Desember
Pertimbangan yang dimaksud, kata Mudhofir, di antaranya adalah fungsi dasar serikat buruh yang mandiri, independen, dan anti-dikriminasi.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) Mudhofir Khamid, meluruskan kabar yang menyebut keterlibatan elemen buruh pada rencana aksi demo 2 Desember mendatang.
Mudhofir, mengatakan, elemen buruh anggota KSBSI tidak akan ikut serta dalam aksi demo tersebut atas sejumlah pertimbangan.
"Konfederasi Serikat Buruh tingkat nasional berpendapat untuk meluruskan informasi bahwa buruh tidak ikut dalam aksi 2 Desember dengan berbagai pertimbangan," kata Mudhofir, pada Tribunnews.com, Senin (28/11/2016).
Pertimbangan yang dimaksud, kata Mudhofir, di antaranya adalah fungsi dasar serikat buruh yang mandiri, independen, dan anti-dikriminasi.
"Melihat demo 2 Desembernya itu ada indikasi unsur politiknya maka kami, KSBSI mengingatkan fungsi serikat buruh, sejatinya itu mandiri, independen, dan antidiskriminasi. Untuk itu KSBSI mengharapkan agar buruh lebih fokus pada perjuangan yang beracuan pada hal-hal yang berkenaan dengan kesejahteraan dan bagaimana menciptakan hubungan industrial yang harmonis," ujar Mudhofir.
Karena itu, Mudhofir mengimbau elemen buruh khususnya anggota KSBSI itu untuk tidak turut serta dalam aksi tersebut.
"Fungsi buruh dan pekerja harus fokus sesuai visi dan misi yang mengacu pada hal-hal kesejahteraan buruh," ujar dia.
Soal aksi 2 Desemeber, dilansir kompas.com, Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavian berharap agar aksi unjuk rasa selain Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) tidak digelar pada 2 Desember 2016.
Misalnya, kata Kapolri, rencana aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh kelompok buruh pada hari yang sama.
"Kita harapkan aksi-aksi di luar itu ditunda setelah hari lain. Jangan sampai menganggu kesucian acara ini karena ini memang ibadah.
Hal itu disampaikan Kapolri seusai bertemu dengan pihak GNPF MUI di Kantor MUI, Jakarta, Senin (28/11/2016).
"Termasuk ada rencana kegiatan aksi buruh, misalnya. Jangan sampai nanti di sini sedang berzikir, di sebelahnya teriak-teriak. Akan ganggu kesucian ibadah," tambah Kapolri.
Rencananya, GNPF MUI akan kembali melanjutkan aksi unjuk rasa terkait proses hukum terhadap Gubernur nonaktif DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada 2 Desember.
Polri memberi izin aksi digelar di Monas yang mampu menampung 600.000 orang sampai 700.000 orang.
"Jika kurang disiapkan di Jalan Merdeka Selatan," kata Kapolri.
Aksi GNPF akan dimulai pukul 8.00 WIB dan akan diakhiri salat Jumat berjamaah.
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) sebelumnya mengumumkan rencana Mogok Nasional yang akan dilangsungkan pada 2 Desember 2016.
Mogok Nasional akan dilaksanakan dalam bentuk unjuk rasa di 20 Provinsi dan 250 Kabupaten/Kota.
Presiden KSPI, Said Iqbal mengklaim aksi tersebut akan melibatkan hampir satu juta buruh di Indonesia.
Menurut dia, lebih dari 200 ribu buruh di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Karawang akan berunjuk rasa di depan Istana dengan titik kumpul di bundaran Hotel Indonesia (HI).
"Sedangkan Mogok Nasional buruh di 19 Propinsi lainnya dilakukan di kawasan industri dan kantor Gubernur masing-masing," ujar Iqbal dalam rilis persnya.
Adapun tuntutan dalam aksi Mogok Nasional tersebut, yakni meminta pencabutan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015, menaikkan Upah Minimum Provinsi/Upah Minimum Kota (UMP/UMK) sebanyak 15 sampai 20 persen.
Mereka juga meminta polisi memenjarakan Ahok dalam kasus dugaan penistaan agama. (*/Kompas.com)