Di Tangan Juni, Sampah Bisa Menjadi Barang yang Berguna
Adalah Juni Kuswanto (24 tahun) wirausahawan muda yang peduli akan masalah lingkungan, khususnya sampah di Indonesia.
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Selama ini sampah hanya bisa dibuang, namun di tangan orang ini, sampah bisa menjadi barang yang berguna.
Adalah Juni Kuswanto (24 tahun) wirausahawan muda yang peduli akan masalah lingkungan, khususnya sampah di Indonesia.
Ia mendirikan PT. BJSC Aquagro Mandiri yang berlokasi di Surabaya, perusahaan yang dia kelola adalah dengan memberdayakan sampah dari barang yang tidak berguna menjadi barang yang bernilai guna.
Ia melakukan terobosan baru dalam proses pengolahan sampah dengan mengintegrasikan berbagai aspek, yaitu masyarakat, industri, dan pemerintah. Uniknya, ia memberdayakan para pecandu narkoba untuk memilah dan mengolah sampah menjadi pakan konsentrat ikan, ayam, dan bebek yang berkualitas dan murah, sehingga dapat meningkatkan produktivitas peternak di Indonesia.
Dengan begitu, ia tidak hanya menyelesaikan persoalan sampah saja, tetapi juga persoalan sosial lainnya seperti narkoba dan pengangguran. Inovasi proses yang dilakukan tersebut telah menghantarkannya menjadi pemenang Best of The Best di kompetisi Indonesia Sociopreneur Challenge (ISoC) 2016.
ISoC 2016 adalah kompetisi berskala internasional yang diadakan oleh Program Studi Technopreneurship Surya University, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), dan Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) Kota Tangerang Selatan.
Kompetisi yang mengambil tema “Waste Around Us” ini menjadi ajang bagi para sociopreneur untuk berkontribusi dalam menjawab permasalahan sampah di Indonesia, khususnya di daerah Tangerang Selatan.
dalam tilis yang diterima Tribunnews disebutkan, ada tiga kategori lomba yang dapat diikuti peserta, yaitu Applied Technology, Apps, dan Educational Campaign. Untuk kategori Applied Technology dan Apps terdapat dua tahap yang terdiri dari ide (idea stage) dan start-up (start-up stage), sedangkan untuk Educational Campaign dibagi menjadi dua kriteria, yaitu Pelitas dan Non Pelitas.
Serangkaian proses telah dilakukan sejak pendaftaran dibuka pada 21 Februari 2016 oleh Walikota Tangerang Selatan, Ibu Airin Rachmi Diany di Bintaro Jaya Xchange Mall. Ada 11 finalis yang lolos tahap seleksi dan dapat mengikuti Bootcamp (20-27 November 2016) di Hotel Santika, BSD.
Selama bootcamp, para finalis memperoleh pembekalan materi terkait social entrepreneurship dari para juri dan mentor yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Mereka adalah Dessy Aliandrina, PhD (Head of Technopreneurship Department Surya University dan juga Founder SociopreneurID), Ir. M. Taher Rochmadi (Kepala Dinas DKPP, Tangerang Selatan), Prof. Josette Dijkhuizen (Professor of Entrepreneurship Development, MSM Netherlands), Dr. Holly Ritchie (Consultant and Researcher on Value Chain), Dr. Dudi Iskandar, MFor.Sc (Direktur Technopreneurship dan Kluster Industri BPPT), dr. Gamal Albinsaid, MD (CEO Indonesia Medika), Lukitasari Sunowo (Sutradara dan Filmmaker), dan Sartika Kurniali (IT Specialist dan Google Team).
Acara puncak (Gala Dinner) dilaksanakan pada 25 November 2016 di Damai Indah Golf, BSD yang dihadiri oleh Ibu Airin Rachmi Diany selaku Walikota Tangerang Selatan. Dalam acara tersebut, Ibu Airin memberikan sambutan dan menyerahkan hadiah kepada para pemenang ISoC 2016.
Pemenang kategori Applied Technology tahap ide adalah tim Adhi Susatyo, dengan runner-up tim Evans Jahja. Untuk kategori yang sama pada tahap start-up dimenangkan oleh tim Juni Kuswanto, dengan runner-up tim Christian Mwijage dan Budi Agung.
Pemenang kategori Apps tahap ide adalah tim Riznaldi Akbar, dengan runner-up tim Naraswari Cinantya Dewi. Pemenang Educational Campaign untuk kategori Pelitas adalah tim Hilmi Fabeta dengan runner-up, tim Jordy Elalno, sedangkan untuk kategori Non Pelitas adalah tim Annisa Hasanah dengan runner-up, tim Diandra Annisa.
Dengan adanya dukungan dari pemerintah Kota Tangerang Selatan para pemenang diharapkan dapat mengimplementasikan idenya di Kota Tangerang Selatan. ISoC diharapkan dapat menjadi jembatan penghubung bagi akademisi, swasta, dan pemerintah dalam memecahkan permasalahan sosial, khususnya di Kota Tangerang Selatan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.