UIN Jakarta: Sikap Kapolri Mendinginkan Suasa Jelang ''Aksi 212'' Patut Diapresiasi
Sikap Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam menghadapi rencana aksi besar organisasi-organisasi massa pada Jumat (2/12/2016), patut diapresiasi
Pengamat: Kinerja Kapolri Layak Diapresiasi
TRIBUNNEWS,COM, JAKARTA - Sikap Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian dalam menghadapi rencana aksi besar organisasi-organisasi massa pada Jumat (2/12/2016), layak mendapat apresiasi.
Setidaknya, kelayakan tersebut diutarakan akademisi politik Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Ali Munhanif PhD.
"Sikap Kapolri Tito Karnavian patut diapresiasi. Sebab, ia mengedepankan pendekatan komunikasi yang lebih persuasif dan elegan ketika menghadapi tuntutan tokoh ormas Islam. Sikap itu bisa memengaruhi situasi agar menjadi 'dingin'" tutur Ali Munhanif, Rabu (30/11/2016).
Tokoh-tokoh pemimpin aksi massa "212" yang akhirnya mau mengonsentrasikan aksi di Monumen Nasional (Monas) dan tak jadi menggelar salat Jumat di jalanan, menjadi parameter keberhasilan sikap Tito.
"Sejak awal janji kepolisian untuk menangani perkara dugaan penistaan agama yang melibatkan Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok, secara transparan dan tegas sudah dibuktikan dan kita semua menghormatinya " sambung Ali yang juga Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (PSKP) UIN Jakarta ini.
Menurut Ali, penetapan calon Gubernur DKI Jakarta itu sebagai tersangka menandakan penanganan perkara sesuai prosedur hukum.
Selain itu, Ali juga menilai komunikasi yang dilakukan kapolri Tito untuk meredam potensi kerusuhan terkait wacana demonstrasi 2 Desember, terutama komunikasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Front Pembela Islam, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI, juga patut diacungi jempol.
"Komunikasi ini penting untuk meredam gejolak, dan menjadi bagian dari pendidikan politik yang patut ditiru penyelengara negara dan juga masyarakat pada umumnya," tandasnya.