Bahas RUU Pemilu, PSI Bisa Usung Capres Perempuan
Tema perempuan dalam politik tidak pernah habisnya dibahas, mengingat persoalan sudah kompleks, ditambah dengan isu-isu kontemporer.
Penulis: Hasanudin Aco
Affirmative action adalah salah satu bentuk revolusi yang lahir dari era reformasi, terang Mariana.
Lebih lanjut Mariana menyoroti menguatnya fundamentalisme agama yang mengancam isu-isu perempuan. “Isu-isu progresif mudah dibalikkan, apalagi dikendarai oleh pihak-pihak tertentu serta mudah mengambil hati masyarakat,” kata Mariana.
Secara umum Mariana menganggap persoalan gender harus dikaitkan dengan persoalan keadilan, dan pengakuan terhadap beragamnya identitas perempuan yang memungkinkan adanya kompetisi antar-individu.
Setelah berhasil lolos dalam proses verifikasi Kemenkumham, saat ini PSI juga tengah menyorot pembahasan RUU Pemilu di DPR.
“Kompetisi tetap penting agar perempuan dapat belajar politik dengan perempuan, tetapi perlu ada rekayasa pemilu dengan menerapkan reserved seats bagi perempuan,”saran Titi.
Titi juga mengkritik RUU Pemilu yang menghambat partai-partai baru untuk mengajukan calon presiden.
“Bisa saja PSI mengusung capres perempuan, banyak calon tidak masalah, nanti ada seleksi pada putaran kedua,” kata Titi. PSI tengah mendorong agar pembahasan RUU Pemilu tidak mencederai hak partai baru dan hanya menguntungkan partai-partai di Senayan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.