Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kivlan Zein Justru Tertawa Ditangkap Polisi, Ini Alasannya

Mayor Jenderal TNI (Purn) Kivlan Zein (69) hanya tertawa mengetahui dirinya ditangkap di rumah dan dibawa penyidik

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Sanusi
zoom-in Kivlan Zein Justru Tertawa Ditangkap Polisi, Ini Alasannya
Tribunnews.com/Yurike Budiman
Mayjen (Purn) TNI Kivlan Zein saat ditemui Tribunnews.com di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Sabtu (3/12/2016) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mayor Jenderal TNI (Purn) Kivlan Zein (69) hanya tertawa mengetahui dirinya ditangkap di rumah dan dibawa penyidik Polda Metro Jaya ke Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Jumat (2/12) pagi, menjelang unjuk rasa damai 212 di Monas Jakarta.

Ia tertawa lantaran tergelitik teringat pernah melakukan hal sama sewaktu menjadi Kepala Staf Kostrad pada 1998.

Demikian diungkapkan Kivlan Zein saat ditemui Tribunnews.com di Hotel Borobudur, Jakarta, Sabtu (3/12/2016).

Kivlan menceritakan kronologi penangkapannya.

Mulanya sekira pukul 04.45 WIB, dia baru selesai Salat Subuh di kediamannya, Gading Griya Lestari, Blok H1 nomor 15, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Saat itu, baju koko, sorban dan kopiah putih sudah rapi dikenakan oleh Kivlan Zein. Ia sudah siap untuk berangkat ke Silang Monas. Ia hendak mendampingi Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, yang memimpin unjuk rasa damai umat muslim terkait proses hukum Gubernur petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahaj Purnama atau Ahok.

Tiba-tiba, pintu depan rumahnya didobrak oleh polisi bersamaan dengan datangnya pembantu rumah. Sebanyak 20 polisi langsung masuk ke dalam rumah.

Berita Rekomendasi

Saat itu, hanya ada Kivlan, seorang pembantu dan staf di rumahnya. Sementara, istri Kivlan tengah membesuk anak yang tengah sakit dan dirawat di Surabaya, Jawa Timur.

"Mereka langsung masuk menyerbu. Di depan pintu rumah saya sudah ada tiga orang berdiri," ujar Kivlan.

Ia mengaku awalnya kaget dengan kedatangan para polisi ke rumahnya kala pagi buta itu. Namun, dalam benaknya ia menduga dirinya hendak diproses oleh polisi terkait dugaan makar. "Saya langsung berpikir, pasti seperti yang ditulis di Posmetro nih, masalah makar," akunya.

Ia mengaku berusaha tenang karena ia sudah mengira apa yang menyebabkan sekelompok polisi tersebut mendatangi rumahnya, yakni tuduhan makar.

"Jadi saya sudah tahu bahwa dari berita itu, bahwa polisi sudah menargetkan saya. Anak saya juga sudah cerita, karena temannya banyak di polisi. Saya juga kaget waktu dikasih tahu, tapi itu sudah sebulan lalu," ujarnya.

Kivlan mempersilakan para polisi untuk duduk di ruang tamu rumahnya. Lantas, seorang polisi menyodorkan surat penggeledahan rumah. Ia tak melawan karena polisi membawa surat tersebut.

"Saya bilang, 'Kalau ada senjata ambil saja, kalau ada granat ambil saja. Kalau ada dokumen rancangan tuk makar, silakan (ambil)," ujarnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas