Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komisi III Akan Tanya Strategi Jaksa Agung soal Kasus Ahok di Pengadilan

Komisi III DPR akan menanyakan penanganan kasus Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat rapat dengan Jaksa Agung HM Prasetyo.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sanusi
zoom-in Komisi III Akan Tanya Strategi Jaksa Agung soal Kasus Ahok di Pengadilan
Ferdinand Waskita
Komisi III DPR menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan Jaksa Agung HM Prasetyo. Jaksa Agung terlihat mengenakan kemeja putih memulai rapat pada pukul 10.30 WIB di ruang rapat Komisi III DPR, Gedung DPR, Jakarta, Selasa (6/12/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi III DPR akan menanyakan penanganan kasus Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat rapat dengan Jaksa Agung HM Prasetyo.

Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok diduga melakukan penistaan agama.

Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo mengatakan pihaknya akan bertanya kepada Jaksa Agung sebagai penuntut negara mengenai tuntutan dan strategi di pengadilan.

"Apakah jaksa nanti bisa hadirkan bukti terhadap pasal yang diterapkan ke Ahok yang dikenakan pasal penistaan. Kalau bukti-buktinya sumir, tentu Ahok nanti dibebaskan pengadilan. Kalau bukti lengkap, berapa tuntutan yang diberikan kepada Ahok," kata Bambang di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (6/12/2016).

Politikus Golkar itu mengatakan Komisi III DPR ingin mendapatkan penjelasan strategi jaksa dalam persidangan Ahok.

"Apakah ada peluang Ahok bebas, apa jaksa yakin Ahok tidak dapat bebas dari tuntutan," kata Bambang.

Bambang mengatakan kasus Ahok tergantung jaksa dalam menghadirkan bukti-bukti yang akan menjadi pertimbangan hakim. Oleh karenanya, Bambang ingin mengetahui barang bukti yang dimiliki jaksa sehingga yakin menjerat Ahok menggunakan pasal penistaan.

Berita Rekomendasi

Selain itu, Bambang meminta semua pihak tidak mengaitkan Prasetyo dengan Partai NasDem. Diketahui, NasDem merupakan salah satu partai pendukung Ahok.

"Menurut saya tudingan itu harus disingkirkan, kita tidak boleh apriori terhadap Jaksa Agung. Meskipun dia kader NasDem. Tapi yakin NasDem lebih takut kepada publik, takut kehilangan suara dari publik, kan begitu. Justru sebaliknya, justru Jaksa Agung akan gunakan ini untuk raih simpati publik, berdasarkan fakta-fakta hukum," ungkap Bambang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas