Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polri ungkap Bukti Transfer soal Kasus Makar

Fakta baru kemudian terungkap pasca penangkapan aktivis, termasuk Sri Bintang Pamungkas yang hingga kini belum dilepaskan.

Editor: Sanusi
zoom-in Polri ungkap Bukti Transfer soal Kasus Makar
Theresia Felisiani/Tribunnews.com
Martinus Sitompul 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fakta baru kemudian terungkap pasca penangkapan aktivis, termasuk Sri Bintang Pamungkas yang hingga kini belum dilepaskan.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan, dalam penelusuran, penyidik menemukan bukti baru dalam kasus ini.

"Kami temukan bukti transfer," kata Martinus di Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta, Selasa (6/12) kemarin.

Martinus menuturkan, bukti transfer tersebut masih dalam penelusuran untuk mengetahui jumlah, penerima, dan sumber dana. Bukti transfer itu, kata dia, akan memudahkan penyidik untuk mendapatkan konstruksi hukum adanya dugaan upaya permufakatan makar untuk menggulingkan pemerintah yang sah.

"Bukti lain akan diupayakan oleh penyidik," ucap Martinus.

Selain bukti transfer, Martinus menyebutkan adanya bukti dokumen yang menjadi catatan bagi penyidik. Selain itu, juga terdapat video yang diunggah dan pemberitaan yang berisi ajakan makar.

"Kemudian, adanya indikasi yang mendukung terjadinya upaya perencanaan permufakatan jahat dengan menempatkan mobil komando untuk mengajak orang atau mempersiapkan orang yang akan dibawa ke DPR," ujar Martinus.

Berita Rekomendasi

Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar sebelumnya mengatakan, kelompok ini berencana menggelar sidang istimewa untuk menggulingkan pemerintahan yang sah. Caranya ialah dengan menghasut massa yang mengikuti doa bersama pada Jumat (2/12) lalu.

"Ada dugaan pemanfaatan massa untuk menduduki Kantor DPR RI dan berencana pemaksaan sidang istimewa yang kemudian menuntut pergantian pemerintahan," kata Boy.

Setelah dilakukan pemeriksaan selama lebih dari 20 jam di Markas Komando (Mako) Brimob, dari delapan tersangka hanya Sri Bintang Pamungkas yang ditahan. Bintang ditahan di Polda Metro Jaya bagian narkotika.

Delapan orang yang ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan permufakatan makar adalah Rachmawati Soekarnoputri, Kivlan Zein, Ratna Sarumpaet, Adityawarman, Eko, Alvin, Sri Bintang Pamungkas dan Firza Huzein.

Mereka disangka melanggar Pasal 107 jo Pasal 110 jo Pasal 87 KUHP.

Kapolda Metro Jaya, Mochamad Iriawan memastikan penahanan yang masih dilakukan oleh Sri Bintang Pamungkas, salah satu alasannya kooperatif sejak penangkapan. Berbeda halnya dengan tujuh tersangka makar lainnya.

Iriawan menegaskan, sikap tidak kooperatif tersebut terlihat dengan penolakan dan perlawanan yang dilakukan oleh Sri Bintang Pamungkas saat petugas hendak dibawa dari rumahnya. Kini, Sri Bintang menolak dan berbelit saat penyidik hendak memeriksanya di Mapolda Metro Jaya.

"(Alasan penahanan karena) tidak kooperatif. Waktu penangkapan beda dengan yang lain, memberikan perlawanan, sekarang diperiksa sulit sekali, yang lainnya tidak. Begitu dipanggil mudah dilakukan pemeriksaan," ungkap Iriawan.

Atas alasan itu, lanjut Iriawan, penyidik menahan dan tidak bisa mengabulkan permintaan penangguhan penahanan Sri Bintang Pamungkas dari tim penasihat hukum. "Kita belum bisa memenuhi permintaan dari kuasa hukum," tandasnya.

Ia menambahkan, banyaknya personel yang diterjunkan dalam penangkapan Sri Bintang Pamungkas adalah bagian taktik atau strategi penyidik terhadap orang-orang yang diduga akan melakukan makar pada aksi unjuk rasa damai 212.

Praperadilan

Sementara itu, melalui salah seorang kuasa hukumnya, adik Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Aldwin Rahardian berencana menempuh jalur hukum lain,termasuk praperadilan. Dijelaskan, sangkaan polisi terhadap kliennya, Rachmawati, mengenai dugaan makar tersebut tidak berdasar.

"Ya nanti setelah selesai pemeriksaan, tentunya akan ada upaya hukum lebih lanjut dari itu," ujar Aldwin.

Aldwin menegaskan, tuduhan upaya makar terhadap putri mantan Presiden RI pertama, Soekarno, tersebut terlalu mengada-mengada. Sebab, menurut Aldwin, upaya makar tersebut harus terencana dengan baik.

"Tuduhan makar ini menurut saya ini mengada-ada. Ini terlalu jauh. Karena ini kita bisa indikasikan, kalau makar ini kegiatan yang tersencana dan harus matang. Mengandalkan power," ucap dia.

Aldwin menyatakan, saat ini kondisi kesehatan kliennya masih belum baik. Jika nanti kondisi kesehatannya pulih, kliennya akan kooperatif apabila polisi hendak memintanya untuk memberi keterangan.

"Bu Rachmawati masih pemulihan kesehatan, dan memang belum siap untuk kembali diperiksa, tetapi akan kooperatif untuk mengikuti pemeriksaan, dan akan diklarifikasi semua," kata Aldwin. (tribunnews/theresia felisiani/kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas