Hatta Taliwang Kerap Pulang Dini Hari dan Bahas Kondisi Negara
Ketua RT di Rusun Benhil 2, Karman (68) mengakui tidak mengetahui pekerjaan Muhammad Hatta Taliwang
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua RT di Rusun Benhil 2, Karman (68) mengakui tidak mengetahui pekerjaan Muhammad Hatta Taliwang (62), meski sudah lama bertetangga dan mengenaknya. Yang diketahui, Hatta kerap pulang ke rumah selepas tengah malam atau dini hari.
Seperti diketahui, Hatta Taliwang ditangkap petugas Ditreskrimsus Polda Metro Jaya di rumahnya, Rusun Bendungan Hilir 2, Jakarta Pusat, Kamis (8/12/2016) dini hari.
"Enggak jelas pekerjaannya apa. Cuma, dia setiap hari berangkat dari rumah jam 11 siang dan baru pulang jam 1 malam," ujarnya.
Sepengetahuannya, Hatta mempunyai usaha kafe kopi di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan.
"Setahu saya dia suka nongkrong di kafe kopi dekat Gedung KPK. Dia pernah bilang punya kafe kopi di sana dan saya pernah sekali diajak ke sana," ungkap Karman.
Lantas, Kasman menyampaikan pendapatnya atas penangkapan Hatta Taliwang atas sangkaan ujaran kebencian berbau SARA.
Ia mengaku tidak terkejut dengan sikap dan pendapat Hatta Taliwang. Sebab, terkadang Hatta juga kerap membahas soal kondisi negara berbau isu SARA saat sedang berbincang dengan warga penghuni rusun.
"Kalau ngobrol memang suka ngobrolin soal negara bawa-bawa etnis tertentu. Katanya, 'Kayanya negara Indonesia ini sudah digadaikan'. Lalu, saya tanya, 'Siapa yang gadai negara? Kalau boleh kita ikut gadai aja dong, join gitu," kata Karman menceritakan selorohannya sewaktu mengobrol dengan Hatta.
Karman pun tak heran dengan adanya sejumlah tamu aktivis yang kerap mencari Hatta Taliwang ke rumahnya.
"Menurut saya, kalau untuk menggerakkan massa, sepertinya dia bisa. Sebab, dia banyak kenalan aktivis-aktivis mahasiswa yang dulu, mantan mahasiswa. Kadang mereka suka datang ke rusun ini dan cari dia," tukasnya.
Sebelumnya Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Mochamad Iriawan mengakui M Hatta Taliwang menjadi salah seorang peserta yang ikut dalam pertemuan bersama Rachmawati Soekarnoputri.
Kelompok tersebut diduga kuat berencana melakukan makar terhadap pemerintahan yang sah dengan mendompleng aksi massa umat muslim di Monas pada Jumat, 2 Desember 2016.