Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anggota DPR: Memungkinkan ISIS Berhubungan dengan Ormas di Indonesia

"Sangat mungkin (korelasi), karena beberapa teroris yang tertangkap merupakan jaringan ISIS," kata Supiadin.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Anggota DPR: Memungkinkan ISIS Berhubungan dengan Ormas di Indonesia
TRIBUN/IRWAN RISMAWAN
Tanda ISIS ditempelkan di pos Polisi yang menjadi lokasi penyerangan dengan senjata tajam terhadap anggota Kepolisian di Cikokol, Tangerang, Banten, Kamis (20/10/2016). Seorang pelaku teror melakukan penusukan terhadap Kapolsek Tangerang dan dua anggota satlantas Polres Tangerang yang sedang bertugas. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI, Supiadin Aries Saputra, menilai sangat memungkinkan  gerakan teroris ISIS di ‎Indonesia berhubungan dengan sejumlah Organisasi kemasyarakatan (Ormas).

Oleh karenanya masyarakat diminta untuk mewaspadainya.

"Sangat mungkin (korelasi), karena beberapa teroris yang tertangkap merupakan jaringan ISIS," kata Supiadin saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (10/12/2016).

Baca: Benih ISIS Bisa Tumbuh di Indonesia Jika Hukum Tak Ditegakkan

Namun menurutnya hanya intelejen yang memiliki informasi adanya kemungkinan jaringan ISIS berhubungan dengan Ormas di Indonesia tersebut.

Meskipun demikian, anggota DPR RI Fraksi Nasdem tersebut meminta masyarakat tetap waspada, walau sikap mendukung ISIS merupakan hak ormas tersebut.‎

"Memang di Medsos (media sosial) sudah ada tulisan maupun video tentang ISIS yang beredar, tapi belum bisa dipastikan korelasinya dengan Ormas di Indonesia," ujarnya.

Berita Rekomendasi

‎ Supiadin menegaskan aliran ISIS tidak boleh berkembang di Indonesia.

Sehingga setiap tindak-tanduknya harus ditindak tegas oleh aparat keamanan baik militer (TNI), kepolisian (Polri) maupun intelijen (BIN).

"Perlu kita ketahui bahwa ISIS itu dalam aksi terornya selalu menyimpang dari ajaran Islam. Oleh karena itu, ISIS tidak boleh hidup di Indonesia karena radikalismenya," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas