Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5 Jam Diperiksa Polisi, Presiden KSPI Tak Mengerti Inti Pertanyaan Tentang Makar

Dalam pemeriksaan itu dia diperiksa sebagai saksi atas dugaan aksi makar yang dilakukan beberapa aktivis yang sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in 5 Jam Diperiksa Polisi, Presiden KSPI Tak Mengerti Inti Pertanyaan Tentang Makar
Warta Kota
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal berbicara kepada wartawan seusai jumpa pers di Hotel Mega Proklamasi, Menteng, Jakarta, Jumat (4/4/2014). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Selama lima jam, Presiden KSPI, Said Iqbal diperiksa di Gedung Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Selasa (13/12/2016) siang.

Dalam pemeriksaan itu dia diperiksa sebagai saksi atas dugaan aksi makar yang dilakukan beberapa aktivis yang sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Namun, dalam pemanggilan tersebut dia tidak mengetahui untuk saksi aktivis yang mana terlibat kasus makar.

"Pada hari ini saya dipanggil sebagai saksi tapi di situ tidak disebutkan tersangkanya siapa, tapi berkaitan dengan pasal 107, 110 jo 87 KUHP yang terkait dengan makar," kata Iqbal di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Selasa (13/12/2016).

Surat panggilan yang dilayangkan kepada Iqbal menjadwalkan pemeriksaan pada Kamis (15/12).

Namun, Iqbal minta diperiksa hari ini karena pada tanggal tersebut dia akan berada di Nepal untuk menghadiri pertemuan dengan ILO (International Labour Organization).

Dia mengaku tidak mengerti pokok perkara yang akan ditanyakan kepadanya.

Berita Rekomendasi

Namun, ia menegaskan bahwa perkara makar yang menjerat sejumlah tokoh itu tidak berdasar.

"Kami berpendapat, siapa pun kawan-kawan yang sudah ditersangkakan sebagai tersangka makar, itu tidak benar karena dalam negara yang demokrasi pasal itu pasal zaman Hindia-Belanda."

Menurutnya bagaimana mungkin orang mau melakukan makar.

Karena memang diketahui para aktivis yang ditetapkan sebagai tersangka tidak punya apa-apa untuk melakukan aksi makar.

"Nggak punya senjata nggak punya logistik, enggak punya massa, enggak punya peralatan yang cukuplah untuk melakukan sebuah makar," tuturnya. (Bintang Pradewo)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas