Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fahri Hamzah: Kalau Jadi Ahok, Saya Juga Menangis

Fahri mengakui tidak mudah menjadi orang yang tegar. Apalagi ada dramatisasi yang luar biasa

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Fahri Hamzah: Kalau Jadi Ahok, Saya Juga Menangis
Capture Youtube
Dalam membacakan nota pembalaanm terdakwa Basuki Tjahaja Purnama menangis saat menjelaskan tentang keluarga angkatnya yang beragama Islam. 

TRIBUNNEWS.COM,  JAKARTA- Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menganggap Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sedang mengalami benturan jiwa terkait kasus dugaan penistaan agama.

Ia menilai kasus itu menusuk jiwa Ahok yang paling dalam karena yang menyerang Mantan Bupati Belitung Timur itu adalah unsur struktur. "Kalau saya jadi Ahok, saya juga nangis," kata Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (13/12) kemarin.

"Saya bisa mengerti orang seganas Ahok bisa menangis. Karena soal hati ini kan di dalam. Tapi karena ini ada hubungannya dengan sruktur keyakinan jadi orang menangis," kata Fahri.

Fahri mengakui tidak mudah menjadi orang yang tegar. Apalagi ada dramatisasi yang luar biasa yang dikhawatirkan terpengaruh tekanan dari luar.

"Akting dilakukan orang yang tingkat pengendalian dirinya tinggi. Kalo dia harus akting, tidak sesuai dengan karakter dia selama ini. Saya nonton dan lihat dia menangis, ada yang menggoncang sendi keyakinan dia," kata Fahri.

Fahri menuturkan pasal penistaan agama bukan soal hukum, tetapi soal keyakinan. "Beda dengan korupsi atau kasus umum. Apalagi mendatangkan reaksi dari banyak orang tentu mengguncang," kata Fahri.

Ahok saat membacakan pembelaan meneteskan air mata saat membacakan nota keberatan atas dakwaan penistaan agama Jaksa Penuntut Umum.

Berita Rekomendasi

Ahok tak kuasa menahan kesedihan kala menceritakan bagaimana dirinya dibesarkan oleh keluarga muslim asal Bugis, (alm) Andi Baso Amier dan (almh) Masaribu Aba bin Aca.

Ahok yang mengenakan batik kuning motif hitam mulanya menceritakan latar belakang dirinya mengutip Surat Al Maidah ayat 51 di Kepulauan Seribu, ucapan yang membuatnya kini duduk di kursi terdakwa kasus penistaan agama.

Ia menegaskan, tak ada niat sedikit dirinya untuk menistakan kitab suci umat muslim, Al Quran, apalagi agama Islam.

Ucapan itu terlontar karena dirinya kerap mendapat 'serangan' dari oknum politikus yang menggunakan Surat Al Maidah ayat 51 karena tidak ingin bersaing secara sehat dalam pilkada.

Ahok pun sadar, bahwa ada tutur bahasa darinya yang tidak sesuai saat itu. "Ada ungkapan, bahwa hanya Allah atau Tuhan yang tahu, apa maksud ucapan seseorang," ucap Ahok.

Anies Baswedan enggan berkomentar banyak atas pembelaan Ahok yang juga temannya. Hanya saja menurutnya yang terpenting dalam proses hukum adalah penegakan keadilan.

"Prinsipnya adalah kita ingin agar keadilan di tegakkan, hukum ditegakkan, " ujar Anies.

Anies menegakan yang dharapkan masyarakat sekarang ini adalah hukum benar benar dapat memberikan rasa keadilan.

Oleh karena itu dalam setiap kampanye Anies mengaku selalu mengampanyekan perjuangan keadilan. "Dari dulu kampanye kita menegakkan keadilan di Jakarta," paparnya. (tribun/ferdinand waskita)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas