''Jangan Jadikan Pesawat Sebagai Peti Mati Prajurit''
Hercules usia seperti itu masih banyak digunakan di berbagai negara dengan optimal, dengan catatan perawatannya baik.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Charles Honoris meminta investigasi komprehensif terkait pengelolaan dan perawatan pesawat terbang.
Hal itu dikatakan Charles menanggapi musibah jatuhnya Pesawat Hercules di Wamena, Papua.
Charles mengingatkan dalam setahun terakhir insiden kecelakaan yang melibatkan pesawat TNI baik itu penumpang maupun pesawat tempur sudah terjadi setidaknya lima kali.
"Prajurit TNI itu dilatih dan dididik untuk menghadapi ancaman dan musuh NKRI, bukan untuk mati karena kelalaian institusi. Jangan jadikan pesawat dan alutsista sebagai peti mati prajurit kita," kata Charles melalui pesan singkat, Selasa (20/12/2016).
Politikus PDIP itu mengakui pesawat Hercules yang jatuh di Wamena sudah tua karena pabrikan tahun 1964.
Tetapi, kata Charles, bukan berarti usia pesawat tersebut membuatnya tidak aman untuk diterbangkan.
Hercules usia seperti itu masih banyak digunakan di berbagai negara dengan optimal, dengan catatan perawatannya baik.
"Selain memang adanya keterbatasan anggaran untuk pembelian pesawat baru, ada antrian yang harus dilewati untuk pengadaan pesawat angkut militer baru," kata Charles.
Pascakecelakaan Hercules di Medan beberapa waktu yang lalu, Charles mendapatkan informasi bahwa dari 24 unit pesawat Hercules yang dimiliki Indonesia hanya 11 yang dalam kondisi siap terbang.
Kemudian dari total 50 pesawat angkut yang dimiliki hanya 24 unit yang bisa terbang.
"Ini tentunya harus menjadi bahan evaluasi bagi TNI AU terkait perawatan dan pengelolaan pesawat terbang TNI," kata Charles.
Charles meminta TNI harus melakukan investigasi komprehensif terkait perawatan dan pengelolaan skuadron pesawat miliknya.
"Harus ada reformasi pengelolaan alutsista di tubuh TNI," katanya.
Terkait kebijakan anggaran 2017, Charles mengakui TNI AU paling kecil.
Dari rencana anggaran Rp108 triliun matra udara hanya mendapat alokasi Rp13,8triliun.
Fraksi PDI Perjuangan, kata Charles, terus mendorong agar anggaran pertahanan dari tahun ke tahun terus meningkat dan seimbang sesuai dengan kebutuhan riil sektor pertahanan.
"Kita mendukung penuh pemerintah menaikkan anggaran pertahanan sampai 2019 sebesar Rp250 triliun," kata Charles.