Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jusuf Kalla: Banjir Bima Tidak Bisa Dihindari

Banjir yang melanda kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (21/12/2016) lalu merupakan sebuah musibah yang tidak bisa dihindari.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Jusuf Kalla: Banjir Bima Tidak Bisa Dihindari
Capture Youtube
Hujan deras yang mengguyur wilayah Bima dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, mengakibatkan terjadinya banjir bandang, yang merendam ribuan rumah. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banjir yang melanda kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (21/12/2016) lalu merupakan  sebuah musibah yang tidak bisa dihindari.

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan banjir itu terjadi karena fenomena alami.

"Di Amerika pun terjadi seperti itu, topan-topan seperti itu, menimbulkan banjir. Jadi kita bersiap saja menghadapi musibah yang tidak bisa kita halangi," ujar Jusuf Kalla kepada wartawan di Kantor Wakil Presiden RI  Jakarta Pusat, Jumat (23/12/2016).

Banjir tersebut disebabkan oleh siklon tropis Yvette, yang menyebabkan curah hujan tinggi untuk sebagian wilayah Timur pulau Jawa, Bali, dan wilayah NTB termasuk kota Bima.

Baca: Sebagian Kota Bima Terendam, Tanggap Darurat Berlangsung 14 Hari

Fenomena tersebut telah menyebabkan gelombang laut tinggi dan hujan yang mengakibatkan kota Lombok terendam.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat banjir tersebut menyebabkan 593 rumah rusak berat, 2.400 rumah rusak sedang dan 16.226 rumah rusak ringan.

Tak hanya itu, sejumlah sekolah juga terkena dampaknya.

Berita Rekomendasi

Listrik dan komunikasi di kota Bima.

Pemerintah sudah menetapkan status tanggap darurat untuk kota Lombok.

Terkait bencana banjir di Lombok, Jusuf Kalla memastikan bahwa baik Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat sudah turun tangan.

Kata dia, Gubernur NTB, Muhammad Zainul Majdi juga sudah turun langsung ke Lombok melihat langsung bagaimana dampak dari bencana banjir tersebut.

"Aparat dari BNPB dan Kementerian Sosial juga sudah turun. Nanti kita lihat bagaimana pemantauannya," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas