Bagaimana Cara Memproses Jutaan Lembar Jawab Komputer?
Lembar Jawab Komputer (LJK) ternyata bukan hanya digunakan di Ujian Nasional (UN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
TRIBUNNEWS.COM - Lembar Jawab Komputer (LJK) ternyata bukan hanya digunakan di Ujian Nasional (UN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Di Bandung, ITB baru saja menyelenggarakan tes psikologi tertulis menggunakan LJK dalam rangka seleksi asisten dosen.
Salah satu keistimewaan psikotes adalah kadang terdapat lebih dari satu jawaban pada setiap nomornya. Dibutuhkan perangkat lunak khusus untuk dapat menerima jawaban dengan karakteristik seperti itu.
Peserta psikotesnya tak sampai 200 orang. Setiap peserta mengerjakan 2 lembar LJK. Dalam 1 jam, LJK yang dicetak menggunakan printer Brother DCP-T700W sudah siap digunakan.
Sedangkan untuk pemeriksaan LJK-nya hanya dibutuhkan 1 unit scanner berkecepatan 30 lembar per menit seperti Brother ADS-2800W.
Di Yogyakarta, UGM juga menyelenggarakan seleksi ujian tulis (UTUL) selain SNMPTN dan SBMPTN. Tahun 2016, jumlah pesertanya mencapai 32 ribu pendaftar. Kursi yang tersedia tidak sampai 10%, hanya 3074 yang akan diterima.
Tim pelaksana UTUL UGM menyediakan beberapa unit scanner 60 ppm yang kecepatannya setara dengan scanner Brother PDS-5000.
Untuk pemeriksaan tersebut, UGM telah melakukan transisi dari teknologi scanner Optical Mark Recognition (OMR) ke produk scanner dokumen yang dilengkapi dengan perangkat lunak LJK, Digital Mark Reader (DMR).
PKN STAN yang berada di bawah Kementerian Keuangan setiap tahun juga berkutat dengan LJK. Dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru, PKN STAN sangat “cari aman”.
Bagaimana tidak? Pencetakan LJK hanya dipercayakan kepada perusahaan percetakan uang.
Jumlah pendaftar PKN STAN di tahun 2016 hampir mencapai 100 ribu orang. PKN STAN menyediakan 8 unit scanner dengan spesifikasi mumpuni yang didominasi oleh scanner 80 ppm.
Butuh waktu 7 hingga 10 hari untuk dapat memperoleh hasil pemindaian dan pengolahan datanya.
Selain mempersiapkan LJK kualitas terbaik serta alat pemindai alias scanner sebagai alat bantu, pada setiap pengolahan LJK juga perlu disiapkan perangkat lunak ekstraksi data dari citra hasil pemindaian.
Salah satu perangkat lunak yang banyak dipercaya dunia akademis, pendidikan tinggi, industri, pemerintah dan dunia swasta adalah DMR.
Berikutnya, dibutuhkan juga operator scanner serta tim pengolahan data yang tahan bekerja di bawah tekanan dan harus menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang ditargetkan.
Dibutuhkan strategi, kebijakan dan langkah-langkah khusus dalam mengantisipasi semua kemungkinan yang terjadi dan memperkecil resiko molornya waktu pemrosesan LJK.
Pada tahun 2004 lalu, Kementerian Agama juga melakukan pemindaian 1,5 juta LJK secara terpusat di satu lokasi hanya dalam waktu 2 pekan.
Sebagai bagian dari strategi, operator scanner dan tim pengolahan data tak boleh meninggalkan lokasi pekerjaan selama proses pemindaian masih berjalan.
Belasan unit scanner 25 ppm disiapkan, sedikit lebih cepat daripada Brother ADS-2100e yang berkecepatan 24 lembar per menit.
Harga scanner 25 ppm saat 12 tahun lalu hampir sama dengan harga scanner 60 ppm di tahun 2016 ini. Artinya, teknologi scanner kini semakin terjangkau.
Kebutuhan scanner dokumen sebagai alat ujian massal alias sebagai scanner LJK diperkirakan akan terus bertumbuh, selama harga komputer sebagai alat ujian massal alternatif - baik berupa PC, laptop, ponsel atau tablet - masih lebih mahal daripada harga kalkulator.