Pengamat: Banten Sangat Dirugikan Oleh Politik Dinasti
Ia bandingkan Banten dengan daerah lain seperti Bantaeng dan Purwakarta. APBD dua daerah itu tak sebesar Banten. Tapi, kata dia, bisa lebih maju.
Penulis: Lendy Ramadhan
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews, Lendy Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik dari Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menilai politik dinasti yang mendominasi Provinsi Banten sangat merugikan rakyat Banten.
Hal tersebut ia katakan dalam diskusi publik bertajuk "Hati-hati: Politik Dinasti Rawan Korupsi" yang digelar di Fame Food Art Menteng Est, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (3/1/2016).
Menurutnya, politik dinasti yang dominan sejak lama di Banten tak membawa kemajuan berarti bagi rakyat Banten. Padahal, lokasinya tak jauh dari DKI Jakarta yang cenderung sudah moderen.
Lebih jauh, ia membandingkan Banten dengan daerah lain seperti Bantaeng dan Purwakarta. APBD dua daerah itu memang tak sebesar Banten. Tapi, kata dia, bisa lebih maju.
"Banten yang kita lihat proses pertumbuhannya sangat lambat, bahkan boleh disebut tertinggal dari daerah lain. Padahal dia hanya sepelemparan batu dari DKI Jakarta, dengan APBD yang sebetulnya tidak bisa dibilang kecil," terang Ray.
Ia sangat yakin politik dinasti cenderung lebih korup. Pasalnya, naluri mengutamakan anggota dinasti keluarganya daripada rakyat banyak sangatlah dominan.
Dalam pilkada serentak 2017 kali ini, ia mengimbau masyarakat agar lebih cermat memilih pemimpin daerahnya agar tidak terjebak pada politk dinasti yang merugikan tersebut.(*)