Hari Ini, Mantan Pilot Citilink Mabuk Jalani Tes Kejiwaan di BNN
mantan pilot Citilink yang membuat geger lantaran diduga mabuk saat hendak menerbangkan pesawat, dijadwalkan menjalani tes kejiwaan
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah tes narkoba, mantan pilot Citilink yang membuat geger lantaran diduga mabuk saat hendak menerbangkan pesawat, dijadwalkan menjalani tes kejiwaan atau Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) di kantor Badan Narkotika Nasional (BNN), Jakarta, Kamis (5/1/2017) pagi.
"Semoga pagi atau siang ini yang bersangkutan mau datang, karena dia takut dengan media," ujar petugas di BNN.
Baca: Kasus Pilot Mabuk, Citilink Dapat Teguran Tertulis dari Kemenhub
Tes MMPI adalah tes psikometri yang digunakan untuk mengukur gangguan kejiwaan atau psikopatologi seseorang, seperti gangguan anti sosial, gangguan seksual, gangguan depresi, kehohongan, dan sebagainya. Tes MMPI ini berupa ratusan pertanyaan lisan dan tulisan.
Baca: Usai Diperiksa BNN, Mantan Pilot Citilink Mengumpat
Diberitakan, Kementerian Perhubungan meminta bantuan BNN untuk menguji ada atau tidaknya penggunaan narkotika dan gangguan kejiwaan dari Kapten Tekad Purna menyusul aksi meracau dan sempoyongan pilot tersebut saat hendak menerbangkan pesawat pada beberapa waktu lalu.
Tekad Purna telah menjalani tes narkoba berupa pengambilan sampel urine dan rambut di laboratorium BNN pada Rabu (3/1/2017) kemarin. Ia sempat melontarkan kata-kata kasar lantaran kesal wajahnya disorot kamera wartawan usai menjalani tes tersebut.
Aksi meracau dan gaya berjalan sempoyongan Kapten Tekad Purna saat hendak menerbangkan pesawat Citilink, terekam kamera penumpang dan kamera pengintai CCTV bandara pada beberapa waktu lalu. Rekaman kedua video tersebut sempat menjadi viral dan mengejutkan banyak pihak.
Kapten Tekad Purna sendiri sudah diberhentikan dari tempat kerjanya dan lisensi perizinan terbangnya dicabut lantaran aksinya itu.
Bahkan, CEO atau Direktur Utama dan Direktur Operasional maskapai Citilink mengundurkan diri dari jabatannya sebagai bentuk pertanggungjawaban insiden atas perilaku memalukan dari sang pilot.