Misteri Kertas Laminating Pemicu Penghentian Kerja Sama Militer dan Begini Tanggapan Australia
Ryamizard meyakini, militer atau Pemerintah Australia sama sekali tidak berniat untuk menghina atau melecehkan Indonesia.
Editor: Robertus Rimawan
"Ada kertas tulisan yang di-laminating," demikian sebagaimana dituturkan sumber tersebut.
Australia investigasi serius
Menteri Pertahanan Australia Marise Payne menegaskan akan menangani secara serius temuan materi pelajaran pada fasilitas pelatihan bahasa Angkatan Darat Australia, yang diduga menghina TNI.
Menyikapi temuan materi itu, TNI telah melayangkan surat kepada Australian Defence Force (ADF) untuk menghentikan kerja sama militer kedua belah pihak.
“Kepala Angkatan Pertahanan Australia, Air Chief Marshal Mark Binskin, telah melayangkan surat kepada mitranya dari Indonesia, Jenderal Gatot Nurmantyo, bahwa persoalan ini akan ditangani secara serius dan kami akan menginvestigasi masalah yang mengemuka,” kata Payne dalam pernyataan resmi yang diunggah pada laman Kementerian Pertahanan Australia, www.minister.defence.gov.au, Rabu (4/1/2017).
Militer Australia, kata dia, menganggap persoalan itu sebagai sebuah masalah serius.
Proses penyelidikan dilakukan dan akan segera diselesaikan.
Sementara itu, meski kerja sama antarmiliter dihentikan, dia mengatakan, kerja sama pada sektor lain tetap berjalan.
“Australia berkomitmen untuk membangun hubungan pertahanan yang kuat dengan Indonesia, termasuk dalam hal kerja sama pelatihan. Kami akan bekerja sama untuk mengembalikan kepercayaan Indonesia secara penuh sesegera mungkin,” kata dia.
Payne mengaku telah bertemu Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu saat pertemuan antarmenteri pertahanan di Bali pada Oktober 2016.
Dalam pertemuan tersebut, sejumlah isu penting yang berkaitan dengan kedua belah pihak dibahas.
“Kemudian, setelah merilis 2016 Defence White Paper, kunjungan pertama saya adalah ke Indonesia untuk bertemu dengan Menteri Ryamizard,” ujarnya. (Kompas.com/Ihsanuddin/Dani Prabowo)