Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Misteri Kertas Laminating Pemicu Penghentian Kerja Sama Militer dan Begini Tanggapan Australia

Ryamizard meyakini, militer atau Pemerintah Australia sama sekali tidak berniat untuk menghina atau melecehkan Indonesia.

Editor: Robertus Rimawan
zoom-in Misteri Kertas Laminating Pemicu Penghentian Kerja Sama Militer dan Begini Tanggapan Australia
TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
ILUSTRASI: Menteri Pertahanan RI, Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu mencoba membidik dengan fasilitas senjata yang ada di Helikopter Full Combat SAR Mission EC725 saat serah terima dua unit helikopter ini dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) kepada Kementerian Pertahanan Republik Indonesia di Hanggar Final Assy Fixed Wing PTDI, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jumat (25/11/2016). Helikopter buatan PTDI yang bekerjasama dengan Airbus Helicopter tersebut memiliki keunggulan menggunakan twin engine generasi baru Turbomeca Makila 2A yang memberikan kinerja tinggi dan keamanan maksimal, dengan desain modular serta baling-baling (blade) yang bisa ditekuk ketika tidak digunakan, memiliki visibiltas yang sangat baik untuk melihat ke bawah dan ke samping, dan dapat mengangkut maksimum 29 personil atau dapat mengangkut beban maksimum hingga 11.000 kg. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

"Ada kertas tulisan yang di-laminating," demikian sebagaimana dituturkan sumber tersebut.

Australia investigasi serius

Menteri Pertahanan Australia Marise Payne menegaskan akan menangani secara serius temuan materi pelajaran pada fasilitas pelatihan bahasa Angkatan Darat Australia, yang diduga menghina TNI.

Menyikapi temuan materi itu, TNI telah melayangkan surat kepada Australian Defence Force (ADF) untuk menghentikan kerja sama militer kedua belah pihak.

“Kepala Angkatan Pertahanan Australia, Air Chief Marshal Mark Binskin, telah melayangkan surat kepada mitranya dari Indonesia, Jenderal Gatot Nurmantyo, bahwa persoalan ini akan ditangani secara serius dan kami akan menginvestigasi masalah yang mengemuka,” kata Payne dalam pernyataan resmi yang diunggah pada laman Kementerian Pertahanan Australia, www.minister.defence.gov.au, Rabu (4/1/2017).

Militer Australia, kata dia, menganggap persoalan itu sebagai sebuah masalah serius.

Proses penyelidikan dilakukan dan akan segera diselesaikan.

Berita Rekomendasi

Sementara itu, meski kerja sama antarmiliter dihentikan, dia mengatakan, kerja sama pada sektor lain tetap berjalan.

“Australia berkomitmen untuk membangun hubungan pertahanan yang kuat dengan Indonesia, termasuk dalam hal kerja sama pelatihan. Kami akan bekerja sama untuk mengembalikan kepercayaan Indonesia secara penuh sesegera mungkin,” kata dia.

Payne mengaku telah bertemu Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu saat pertemuan antarmenteri pertahanan di Bali pada Oktober 2016.

Dalam pertemuan tersebut, sejumlah isu penting yang berkaitan dengan kedua belah pihak dibahas.

“Kemudian, setelah merilis 2016 Defence White Paper, kunjungan pertama saya adalah ke Indonesia untuk bertemu dengan Menteri Ryamizard,” ujarnya. (Kompas.com/Ihsanuddin/Dani Prabowo)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas