Simpan Gambar ISIS di Handphone, Delapan WNI Ditolak Masuk ke Singapura
Imigrasi Singapura menetapkan status tidak boleh masuk atau Not To Land (NTL) terhadap delapan Warga Negara Indonesia
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Imigrasi Singapura menetapkan status tidak boleh masuk atau Not To Land (NTL) terhadap delapan Warga Negara Indonesia (WNI) yang hendak masuk melalui Woodland dari Bangunan Sultan Iskandar (BSI), Johor Bahru, Selasa (10/1/2017).
Kedelapan WNI tersebut yakni Farhat Hidayat, Anif Sadiki Alman, Amril, Syukri Alhamada, ilvan Aktarozi, Muhammad Hijrah, Ridce Elfi Hendra, dan Hendi Ardiansyah Putra.
Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Martinus Sitompul membenarkan adanya peristiwa tersebut.
Diungkapkan Martinus, alasan delapan WNI ditolak masuk ke Singapura ialah karena ditemukan tiga gambar yang mengesankan ajaran ISIS di dalam handphone milik seorang WNI, bernama Ridce Elfi Hendra (REH).
"Ada delapan WNI yang dihentikan di Singapura. Sosok yang kedapatan menyimpan gambar menyerupai kelompok militan ISIS adalah REH yang hendak masuk ke Singapura menggunakan paspor Arab Saudi," ungkap Martinus di Mabes Polri.
Mantan Kabid Humas Polda Jawa Barat ini melanjutkan setelah ditolak masuk ke Singapura, REH menjalani pemeriksaan di kepolisian Johor. Saat itu, REH mengaku menerima gambar itu dari salah satu grup Whatsapp.
Lantaran tahu itu gambar terlarang dan berbahaya, REH langsung keluar dari grup serta menghapus gambar itu. Ternyata tanpa sadar, gambar tersebut masih ada di dalam file manager.
Berdasarkan pemeriksaan dari Kepolisian Johor, disimpulkan delapan WNI yang hendak masuk ke Malaysia telah mengamalkan ajaran ahli Sunni Wal Al Jammah dan tidak mendukung perjuangan ISIS pimpinan Abu Bakar Al Baghadadi.
Serta muatan gambar itu, diterima secara tidak sengaja di grup Whatsapp dan bukan bertujuan untuk mendukung perjuangan ISIS.
"Delapan WNI akhirnya dibebaskan dan dipulangkan ke Indonesia melalui Batam menggunakan kapal MV Marina Lines. Selanjutnya mereka diperiksa intensif oleh Densus 88 Mabes Polri," tambah Martinus.