Puluhan Istilah Lain Babi atau Makanan Mengandung Daging Babi yang Perlu Anda Ketahui
Situs halalmui.org mengunggah sebuah artikel tentang istilah-istilah makanan yang mengandung daging atau unsur babi.
Penulis: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM - Pesan berantai tentang istilah-istilah lain daging babi sudah beredar sejak beberapa tahun lalu kini kembali merebak melalui aplikasi grup messenger.
Isi pesan berantai tersebut makin lengkap dengan istilah-istilah lain daging babi yang perlu diketahui.
Tribunnews berupaya menelusuri kebenaran istilah-istilah tersebut dan sebuah artikel dari Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) melalui situs halalmui.org mengunggah istilah-istilah makanan yang mengandung daging atau unsur babi.
Baca: Kisah Babi Betina dengan Pengikut 1 Juta di Facebook
Baca: Lebih 1000 Babi Mati Mendadak di Gianyar, Penyebabnya Masih Misteri
Baca: Babi Mungil Kini Tumbuh Sebesar Beruang Kutub
Baca: Perempuan jompo hidup di kandang babi, bangkitkan kemarahan pengguna medsos
Dan sebagian besar istilah-istilah tersebut sesuai dengan artikel tersebut.
Seperti diketahui produk makanan yang halal merupakan hal yang sangat penting di Indonesia terlebih sebagian besar penduduk di Indonesia beragama Islam.
Meski demikian tak jarang beberapa umat Muslim tak mengetahui nama makanan yang ternyata mengandung daging atau unsur daging babi.
Berawal dari merebaknya foto seorang umat muslim, seorang wanita berkerudung sedang makan bertuliskan siomay cu nyuk.
Foto tersebut menjadi viral dan menyebar demikian cepat di jejaring sosial dan internet.
Peristiwa itu menjadi bahan perbincangan lantaran cu nyuk artinya daging babi, atau makanan yang mengandung daging babi.
Banyak analisis terkait hal ini kemungkinan pembeli teledor dan tidak menyanyakan pada penjual dan si penjual juga dinilai berlaku tidak jujur lantaran tidak memberikan informasi yang sejelas-jelasnya terkait makanan yang mereka jual.
Menanggapi hal ini, Ir Muti Arintawati, Wakil Direktur Bidang Auditing dan Sistem Jaminan Halal MUI mengatakan adanya perdagangan bebas seiring memasuki Masyarakat Ekonomi Asean akan banyak barang impor.
Seperti dikutip dari halalmui.org ia menilai konsumen Indonesia harus lebih jeli serta kritis terhadap produk yang akan dimakan.
Menurutnya banyak istilah yang belum dipahami, maka ia menyarankan agar konsumen bertanya sebelum membeli sesuatu yang ternyata kandungan-kandungan dalam makanan tersebut belum diketahui.
“Ini untuk menghindari kejadian seperti ibu-ibu yang membeli siomay cu nyuk, beberapa waktu lalu,” tukasnya pada halalmui.org.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.