Jangan Mencaci SBY, Kicauannya di Twitter Adalah Bentuk Keprihatinan Sekaligus Harapan
"Supaya kita menjaga persatuan, ini kan sebetulnya ungkapan keprihatinan dan harapan," ujar Marciano Norman.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kicauan Presiden RI ke 6 usilo Bambang Yudoyono atau yang akrab dipanggil SBY tentang maraknya berita bohong atau hoax adalah sesuatu yang wajar.
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Letjend TNI AD (purn), Marciano Norman, mengatakan banyak orang yang juga prihatin seperti SBY.
Marciano Norman yang diangkat menjadi Kepala BIN di era pemerintahan SBY itu mempercayai maraknya hoax dapat memperuncing perselisihan yang terjadi antar kelompok, dan dapat berujung pada perpecahan bangsa. Karena itu hal tersebut patut diperihatinkan.
"Supaya kita menjaga persatuan, ini kan sebetulnya ungkapan keprihatinan dan harapan," ujar Marciano Norman kepada wartawan, di kantor pusat Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD), Jakarta Timur, Kamis (26/1/2017).
Dalam cuitannya pada pekan lalu melalui akun Twitternya @SBYudhoyono, SBY menulis:
"Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah & penyebar "hoax"berkuasa & merajalela. Kapan rakyat & yang lemah menang ?*SBY*
Siapa yang dimaksud SBY sebagai si penyebar hoax, sampai saat ini belum ada klarifikasi lebih lanjut dari SBY.
Marciano Norman yang sempat menjabat sebagai Komandan Pasukan pengaman Presiden (Paspampres) di era pemerintahan SBY itu mengatakan Presiden RI ke 6 itu adalah sosok yang sangat cinta tanah air.
SBY selalu berharap agar permasalahan di negri ini bisa diselesaikan, dan Indonesia bisa lebih maju.
"Beiau ingin negara ini baik, sama seperti semua pihak. Ingin Indonesia jadi negara yang kuat, seperti cita-cita kita bersama," terangnya.
Oleh karena itu wajar bila maraknya hoax saat ini yang mengancam keutuhan bangsa, membuat SBY prihatin, hingga menuliskan keprihatiannya itu di dunia maya.