Ariyanto Tak Percaya Patrialis Akbar yang Rajin Ibadah Tertangkap KPK Kasus Suap
Lapangan Jakarta Golf Club menjadi tempat pertama yang didatangi penyidik KPK, pada Rabu pekan lalu.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Patrialis Akbar gemar berolahraga golf.
Lapangan Jakarta Golf Club di Jalan Rawamangun Muka Raya Nomor 1, Rawamangun, Pulo Gadung, RT/RW 10/013, Jakarta Timur, menjadi tempat favorit menyalurkan hobi itu.
Di tempat itu, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dikabarkan dekat dan menjalin hubungan dengan Anggita Eka Putri, salah satu caddy golf.
Bahkan wanita berusia 24 tahun beranak satu itu sempat bersama dengan Patrialis saat diamankan penyidik KPK di Grand Indonesia, Rabu (25/1/2017).
Lapangan Jakarta Golf Club menjadi tempat pertama yang didatangi penyidik KPK, pada Rabu pekan lalu.
Baca: Tertangkap Bersama Patrialis Akbar, Anggita: Please Dont Trust Too Much on Media
Di tempat itu, penyidik menangkap Kamaludin, perantara suap terkait perkara sengketa Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Berdasarkan penelusuran, Lapangan Jakarta Golf Club itu berada di tengah kota DKI Jakarta.
Letaknya berseberangan dengan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan berada di pinggir jalan Tol Jakarta Inner Ring Road, Jakarta Timur.
Lapangan itu terdiri dari 18 holes yang dikelilingi oleh banyak pohon dan danau buatan untuk para pegolf.
Selain itu terdapat fasilitas lainnya, seperti restoran, ruang meeting, lobby, dan driving range. Rata-rata pegolf yang bermain di sini berasal dari kalangan menengah ke atas.
Itu terlihat dari sederet mobil mewah yang diparkir di tempat parkir, seperti Honda CR-V, Mercedes-Benz E260, Alphard, dan Mercedes-Benz CLK 200.
Sejumlah pejabat dan mantan pejabat pun berolahraga golf di tempat itu.
Selain Patrialis, ada nama Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Hayono Isman, dan mantan Menteri Tenaga Kerja Cosmos Batubara.
Pegawai Jakarta Golf Club, Fatur, mengatakan Patrialis Akbar dan Kamaludin merupakan teman bermain golf. Mereka terdaftar sebagai member di Jakarta Golf Club.
"Iya betul. Dia member di sini. Main golf di sana," ujarnya, Minggu (29/1/2017).
Selama beberapa hari, penyidik KPK menelusuri tempat itu untuk mencari barang bukti.
Bahkan pada Jumat (27/1/2017), pihak komisi anti rasuah itu sempat ingin menggeledah loker para pegolf di tempat tersebut, namun belakangan upaya itu urung dilakukan.
"KPK masih ke sini Jumat. Sempat tanya Kamaludin punya loker apa tidak. Tidak digeledah karena (Kamaludin) tak punya loker pribadi. Hanya punya loker untuk mengganti pakaian, menaruh barang tidak bisa," tutur Syahrudin, salah satu pegawai Jakarta Golf Club.
Baca: Mahfud MD: SBY Punya Tanggung Jawab Moral terhadap Patrialis Akbar
Lapangan Jakarta Golf Club menjadi salah satu tempat yang menjadi sasaran penyidik KPK untuk mencari barang bukti, selain di pusat perbelanjaan Grand Indonesia dan kantor importir daging milik salah seorang tersangka Basuki Hariman di kawasan Sunter, Jakarta Utara, CV Sumber Laut Perkasa.
Hal itu karena menjadi tempat favorit Patrialis.
Caddy Jakarta Golf Club, Ariyanto, mengatakan Patrialis dan Kamaludin sempat sama-sama mengunjungi tempat itu pada Rabu.
Namun dia tak mengetahui apakah mereka sempat bertemu. Sebab Patrialis main golf terlebih dahulu bersama Toto dan Gede, dua member Jakarta Golf Club.
"Waktu pas hari Rabu itu, Pak Kamaludin terakhir datang ke sini. Saya bawa Pak Patrialis. Main lebih dahulu sama Pak Toto dan Pak Gede," kata Ariyanto.
Belakangan, Ariyanto baru mengetahui dari informasi di televisi kalau Kamaludin dan Patrialis ditangkap penyidik KPK di dua tempat berbeda.
Dia tak menyangka mereka diamankan. Menurut dia, Patrialis merupakan orang baik dan taat beribadah.
"Justru itu, saya tidak tahu. Saya di lapangan, selesai kerja saya tahu-tahunya di TV sama orang-orang banyak yang cerita. Orang-orang di sini tidak ada yang tahu Pak Kamal dibawa KPK, tahunya setelah ada di TV. Saya tidak percaya, benar tidak percaya orang taat ibadah seperti dia itu. Ibadahnya, amalnya paling banyak," kata dia. (Glery Lazuardi)