Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah 'Hantu Selat Malaka', Sang Pahlawan Penyelundup Senjata

Lolos dari armada laut Belanda, kini armada udara yang menyergap. Namun, lagi-lagi keajaiban terjadi.

Editor: Rendy Sadikin
zoom-in Kisah 'Hantu Selat Malaka', Sang Pahlawan Penyelundup Senjata
Dispenal TNI AL
Laksamana Muda TNI Jahja Daniel Dharma atau yang dikenal John Lie. Ia adalah pejuang keturunan Tionghoa yang dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional dan Bintang Mahaputera Adipradana oleh pemerintah Indonesia. 

Kepala Subdinas Sejarah Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Kolonel Syarif Thoyib mengatakan, John Lie memiliki koneksi yang baik dengan orang-orang di pelabuhan Singapura, Thailand, bahkan hingga Afrika.

Maka tidak heran operasi-operasinya berjalan sukses atas bantuan mereka.

"Apalagi di Singapura, beliau begitu dikenal di sana. Wajahnya yang khas keturunan Tionghoa juga yang mungkin membuat dia dibantu sana-sini. Padahal apa yang John Lie lakukan adalah membantu Indonesia merdeka," ujar Syarif saat berbincang dengan Kompas.com, pertengahan Januari 2017.

Laksamana Muda TNI Jahja Daniel Dharma atau yang dikenal John Lie berfoto bersama awak kapal
Laksamana Muda TNI Jahja Daniel Dharma atau yang dikenal John Lie berfoto bersama awak kapal

Dibantu "keajaiban"

Suatu ketika di awal Agustus 1949, "The Outlaw" harus menjalani perbaikan total dengan naik galangan atau docking di Penang.

Selesai perbaikan, "The Outlaw" kembali ke Phuket menjemput awak kapal. Mereka berlayar kembali ke Aceh.

Pagi-pagi buta, saat kapal memasuki Delta Tamiang, kapal Belanda menghadang. Dengan membabibuta, kapal penjajah menembakkan meriam ke badan "The Outlaw".

Berita Rekomendasi

Suasana sangat mencekam. Peluru mendesing-desing. Ledakan terjadi di jarak 3 meter tempat John Lie berlindung.

Dalam kondisi kritis, "The Outlaw" sama sekali tidak berdaya. Namun ajaib, kapal Belanda mengalami kandas di karang sehingga tidak bisa bergerak lagi. "The Outlaw" melarikan diri bersembunyi di Delta Tamiang.

Lolos dari armada laut Belanda, kini armada udara yang menyergap. Namun, lagi-lagi keajaiban terjadi. Pesawat dengan juru tembaknya hanya berputar-putar di atas delta. Mereka seakan-akan tidak melihat "The Outlaw" yang porak poranda di bawahnya.

"Roh Kudus membungkus kami," ujar John Lie dalam sebuah memoarnya.

Tidak berhenti sampai di situ. John Lie kemudian memutuskan kembali ke Penang. Apalagi, satu baling-baling mesinnya copot. Sulit pasti melarikan diri jika dikejar Belanda.

Pagi-pagi buta keesokan harinya, "The Outlaw" sudah sedikit lagi memasuki Selat Malaka. Namun, di tengah kegelapan malam, sebuah kapal tanker milik Belanda melintas.

Nakhoda kapal tangker itu kemudian menghubungi patroli militer Belanda. Benar saja. Tidak lama kemudian, kapal patroli Belanda kembali menghadang "The Outlaw".

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas