Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jawaban Menohok dari Gus Mus Menegur Netizen yang Menghinanya

Gus Mus berkicau melalui akun Twitter yang dikelolanya, @gusmusgusmu, selang beberapa jam setelah menerima hinaan itu.

Editor: Rendy Sadikin
zoom-in Jawaban Menohok dari Gus Mus Menegur Netizen yang Menghinanya
Surya/ahmad zaimul haq
H A Mustofa Bisri atau Gus Mus saat berbicara hadapan peserta Muktamar Ke-33 NU di alun-alun Jombang, Senin (3/8/2015) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin, Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri alias Gus Mus kembali dihina.

Kali ini pelakunya adalah pengguna akun jejaring sosial Twitter, @OdyiusJacare yang langsung menjadi menjadi bulan-bulanan netizen.

Menanggapi cacian tersebut, Gus Mus berkicau melalui akun Twitter yang dikelolanya, @gusmusgusmu, selang beberapa jam setelah menerima hinaan itu.

"Maaf, aku hanya menyampaikan pesan Nabi Muhammad SAW dan hanya untuk mereka yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir," kicau akun @gusmusgusmu, Jumat (3/2/2017).

Screenshot jawaban Gus Mus.
Screenshot jawaban Gus Mus.

Hinaan tersebut berawal saat Gus Mus melontarkan kicauannya melalui akun Twitter yang dikelolanya @gusmusgusmu dengan tagar #TweetJumat, Jumat (3/2/2017).

"#TweetJumat: Nabi menyuruh org yg mengimani Allah & Hari Akhir agar berbuat baik kpd tetangga, memuliakan tamu, dan bicara baik atau diam," kicau akun @gusmusmu.

Parahnya, netizen pengguna akun @OdyiusJacare malah menanggapi kicauan Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan kata-kata yang tidak pantas.

Berita Rekomendasi

"@gusmusgusmu alah preeet ente knp byk omong," cuit akun ‏@OdyiusJacare.

Screenshot hinaan untuk Gus Mus.
Screenshot hinaan untuk Gus Mus.

Kicauan tersebut sempat ditegur oleh netizen pengguna akun @nroshita.

"@OdyiusJacare @gusmusgusmu waah waaah cah gendeng minta diselepet yak. yang sopan sama orang tua," cuit akun @nroshita.

Eh, pengguna akun @OdyiusJacare tersebut malah menjawab, "@nroshita yg tua jg hargai yg muda faham @gusmusgusmu."

Seorang netizen pun menyindir sikap pengguna akun @OdyiusJacare.

"Kemaren yang bela ulama NU apa sekarang juga masih mo #BelaUlama ??" kicau @kembangkertas97.

Ada pula netizen yang meminta publik jagat untuk melacak pemilik akun @OdyiusJacare tersebut.

"Teman-teman semua, mohon dilacak akun ini >> @OdyiusJacare << telah melakukan penistaan terhadap Guru kita, Gus Mus. Dia menistakan Ulama..!" kicau akun @YUDHA_PRIMAMNDR.

Berikut komentar-komentar lain dari para netizen:

@wijayalip: @odyiusjacare manusia yang merasa dirinya paling benar dan tidak paham tentang kondisi #Rezimikut2

@senengmaido: @OdyiusJacare mas odyusjacare bisa minta alamatnya? Aku kok pingin ngesun sampeyan mas.

@wijayaryputu: cuman kuli bangunan katanya

@MRel_batamy: @Takviri harusnya kita nyegoro kyak simbah yai @gusmusgusmu ngadepin orang kyak gitu pake tenaga malah ribet nanti

Sebelumnya, Gus Mus juga pernah dihina melalui akun Twitter.

Pelakunya adalah Pandu Wijaya, seorang pekerja di perusahaan BUMN, PT Adhi Karya.

Akibat perbuatannya itu, netizen pemilik akun @panduwijaya_ itu langsung dikecam banyak orang, khususnya warga NU (Nahdlatul Ulama).

Mereka menganggap, cuitan Pandu Wijaya tersebut sangat tidak sopan dan jauh dari adab mengingat bahwa Gus Mus yang merupakan sosok pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin, Rembang tersebut adalah sosok yang sangat dihormati banyak orang karena ilmu dan kharismanya.

Penghinaan terhadap Gus Mus tersebut bermula ketika Gus Mus melalui akun Twitter berkomentar soal sholat Jumat di ibukota yang rencananya akan digelar di jalan raya.

Dalam cuitannya itu yang dibuat Rabu (23/11/2016) tersebut, Gus Mus melalui akun @gusmusgusmu mengatakan demikian:

1. Aku dengar kabar di ibu kota akan ada Jum'atan di jalan raya. Mudah2an tidak benar.

2. Kalau benar, wah dalam sejarah Islam sejak zaman Rasulullah SAW baru kali ini ada BID'AH sedemikian besar. Dunia Islam pasti heran.

3. Kalau benar, apakah dalil Quran dan Hadisnya? Apakah Rasulullah SAW, para sahabat, dan tãbi’iin pernah melakukannya atau membolehkannya?

4. Kalau benar, apakah salat TAHIYYATAL MASJID diganti salat TAHIYYATAT THÃRIQ atau TAHIYYATASY SYÃRI’?

5. Kalau kabar itu benar, kepada saudara2ku muslim yg percaya bahwa aku tdk punya kepentingan politik apa pun, kuhimbau untuk memikirkan hal

6. ini dg pikiran jernih. Setelah itu silakan anda bebas utk melakukan pilihan anda. Aku hanya merasa bertanggungjawab mengasihi saudaraku.

7. In uriidu illal ishlãha mãs tatha’tu wamã taufiiqii illa biLlãhil ‘Aliyyil ‘Azhiim…

Nah, saat Gus Mus menyampaikan cuitan nomor 2 tersebut, akun @panduwijaya_ menimpali demikian:

@gusmusgusmu Dulu gk ada aspal gus di padang pasir, wahyu pertama tentang shalat jumat jga saat Rasulullah hijarh ke madinah. Bid'ah Ndasmu!

Sontak kata-kata kasar tersebut langsung mendapat respon banyak pengguna Twitter lainnya.

Mereka mengecam keras karena di dalamnya terdapat kata-kata kasar: Bid'ah Ndasmu!

Sejak mendapat kecaman yang sangat luas, cuitan @panduwijaya_ tersebut langsung dihapus.

Namun penghapusan itu tidak berpengaruh apa-apa karena respon keras dari netizen sudah menjalar ke mana-mana.

Sosoknya tetap dicari, terutama di dunia maya.

Pencarian tidak hanya berlangsung di dunia maya.

Seperti dikutip dari akun Facebook Johan Wahyudi, anggota Banser DKI Jakarta juga mendatangi PT Adhi Karya untuk mengklarifikasi pernyataan tersebut.

PT Adhi Karya sendiri diketahui adalah tempat Pandu Wijaya bekerja.

Dari pertemuan antara Banser DKI Jakarta dengan pejabat PT Adi Karya itu, muncul kesepakatan, pemilik akun Pandu Wijaya akan meminta maaf secara langsung.

Meski belum minta maaf secara langsung, Pandu sempat menyampaikan permintaan maaf dalam bahasa Jawa kepada Gus Mus melalui Twitter.

“Nyuwun pangapunten atas kesalahan dalem, mugi2 @gusmugusmu lan santriniun maringi ngapunten”.

Begini ucapan tersebut jika diartikan ke bahasa Indonesia, "Mohon maaf atas kesalahan saya, semoga Gus Mus dan santrinya memaafkan saya."

Selain itu, Pandu Wijaya juga mengunci akun Twitter tersebut, sehingga tidak bisa dilihat oleh publik--kecuali pengikutnya.

Hal ini terjadi saat TRIBUNNEWS hendak melihat linimasa Pandu di akun Twitter tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas