KSI Gelar Knowledge Sharing Bertajuk "Keadilan Gender dalam Penelitian dan Pendidikan Tinggi"
Untuk mendapatkan ilmu pendidikan khususnya di perguruan tinggi, tidak lagi melihat jenis kelamin.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Knowledge Sector Initiative (KSI), menyelenggarakan acara Knowledge Sharing yang bertajuk "Keadilan Gender dalam Penelitian dan Pendidikan Tinggi".
Acara tersebut mengupas kesetaraan gender, dalam memperoleh pendidikan di tinggat Perguruan Tinggi.
Knowledge Sharing, memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara Indonesia dan Australia untuk berkolaborasi dalam mengatasi masalah keadilan gender di bidang pendidikan.
Selain dihadiri 100 peserta dari Lembaga pemerintah, institusi pendidikan tinggi, organisasi masyarakat dan lembaga penelitian, acara tersebut juga mengundang pakar di bidangnya masing-masing.
Sejumlah pakar itu antara lain Prof. Ocky Karna Radjasa, Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Kemenristekdikti dan tiga peneliti dari Australian National University (ANU), Dr Renee McKibbin, Prof. Veronica Taylor dan Dr. Nadine White.
Sementara itu, Petra Kareltji sebagai pimpinan proyek KSI menyatakan komitmennya untuk mendukung penyetaraan gender.
Sehingga, untuk mendapatkan ilmu pendidikan khususnya di perguruan tinggi, tidak lagi melihat jenis kelamin.
"Kesetaraan gender dan inklusi sosial seringkali tidak konsisten atau diabaikan. Sedangkan tata nilai sosial kita membedakan peran sosial berdasarkan gender, antara perempuan dan laki-laki," kata dia di Hotel JS Luwansa, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (1/1/2017) kemarin.
"Untuk itu, penting bagi penelitian mengintegrasi perspektif gender karena kondisi dan kebutuhan laki-laki dan perempuan yang berbeda membutuhkan respon atau kebijakan yang inkusif yang memfasilitasi dan memberi manfaat terhadap individu, tidak hanya gender namun juga disabilitas," kata Petra lagi.
Sebagai informasi, KSI adalah sebuah program kerjasama antara pmerintahan Indonesia dan Australia yang bertujuan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat Indonesia melalui kebijakan publik yang berbasis pada penelitian dan analisis.
Bukti dukungan KSI terhadap peningkatan kualitas riset di perguruan tinggi (research and higher education), dimulai sejak Desember 2015 lalu.