Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca Melalui Skema Joint Crediting Mechanism Kian Diminati

Tidak hanya pemerintah Indonesia saja yang mempunyai kewajiban untuk menurunkan tingkat emisi karbon itu, namun pihak swasta juga harus ikut aktif

Penulis: Eko Sutriyanto
zoom-in Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca Melalui Skema Joint Crediting Mechanism Kian Diminati
Istimewa
Rizal Edwin Manansang, Asisten Deputi Kerjasama Ekonomi dan Pembiayaan Kemenko Perekonomian (kedua dari kanan),Frankie Poedjiharto, Technical Support Manager PT Midi Utama Indonesia (kanan),Jun Ichihara, JICA Chief Adviser perubahan iklim (kedua dari kiri) dan Dicky Edwin Hindarto,Kepala Sekretariat Joint Crediting Mechanism (JCM) Indonesia saat site visit di Jakarta (2/2).Tiga tahun terakhir proyek Indonesia-Jepang di 12 Alfamidi sudah kurangi 112 ton CO2 per tahun melalui penghematan mesin pendingin,AC hemat energi dan penerapan lampu LED yang menerapkan teknologi sensor cahaya otomatis. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia dan Jepang semakin serius dalam kegiatan pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) melalui skema Joint Crediting Mechanism (JCM).

Kerjasama yang sudah dikembangkan selama 3 tahun terakhir ini diminati oleh banyak perusahaan swasta karena memberikan insentif pendanaan berupa grant (hibah), adanya transfer teknologi, dan disertainya pengembangan kapasitas untuk penurunan emisi.

Salah satu proyek yang diimplementasikan adalah dengan menerapkan skema JCM di minimarket.

Diharapkan keberhasilan 12 minimarket yang telah melakukan kegiatan efisiensi energi ini diikuti oleh perusahaan atau toko lain dengan inisiatif sendiri.

“Hingga 2017, sebanyak 108 studi kelayakan telah didanai oleh JCM dan total ada 28 proyek yang disetujui mendapatkan bantuan dana JCM dari Jepang untuk diimplementasikan menjadi proyek JCM dan dana yang digelontorkan hampir Rp 2 trilyun," kata Rizal Affandi Lukman, Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian RI di Jakarta, Kamis (2/2/2017).

Dikatakannya, tidak hanya pemerintah Indonesia saja yang mempunyai kewajiban untuk menurunkan tingkat emisi karbon itu, namun pihak swasta juga harus ikut aktif serta berupaya mengurangi emisi karbon dari masing-masing industri yang berjalan.

Partisipan proyek JCM harus minimal terdiri dari dua pihak, yaitu perusahaan Indonesia dan perusahaan Jepang, yang harus melakukan implementasi kegiatan penurunan emisi.

Berita Rekomendasi

"Contohnya untuk Energy Savings at Convenience Stores, dimana PT Midi Utama Indonesia, mewakili perusahaan Indonesia, yang berkolaborasi dengan perusahaan Jepang, Lawson, Inc.” kata Rizal.

Rizal Edwin Manansang, Asisten Deputi Bidang Kerjasama Ekonomi dan Pembiayaan Kemenko Perekonomian yang juga merupakan Ketua Komite Bersama JCM Indonesia mengatakan, selain menyasar industri besar yang menampung hajat hidup orang banyak,.

JCM bekerja sama dengan minimarket swasta, seperti Alfamidi, dimana kami menerapkan skema JCM di pendingin dengan refrigerant alamiah, AC yang dilengkapi dengan econovil dan inverter dan penerangan LED dan konsep hemat energi”.

“Model project di Alfamidi diimplementasikan sejak tahun 2014, saat ini skema JCM sudah diimplementasikan di 12 gerai Alfamidi di area Jabodetabek, dan telah berhasil mengurangi emisi karbon sebesar 112TCO2 (112 Ton karbon dioksida) per tahun,” tegas Rizal.

Frankie Poedjiharto, Technical Support Manager, PT. Midi Utama Indonesia mendukung pemerintah untuk mengurangi emisi karbon.

"Kami mendapatkan banyak manfaat, dengan skema ini, kami berhasil menghemat energi dan pengeluaran biaya listrik serta kami bisa menyumbang untuk menurunkan emisi karbon di Indonesia," katanya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas