Mantan Ketua HMI Cabang Surabaya Minta Maaf Kaitkan GMNI dengan PKI
Ia mengaku tidak punya bukti untuk mendukung tudingan tersebut. "Saya menyatakan minta maaf dan akan merevisi tulisan saya," ujarnya.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKATA --- Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Surabaya, Abraham Lagaligo, memutuskan untuk menempuh jalur kekeluargaan dalam menyikapi tulisan Abraham Lagaligo yang berjudul "Sejarah Berulang, Dulu HMI Sekarang FPI."
Abraham Lagaligo dalam konfrensi pers di Warung Daun, Jakarta Pusat, Senin (6/2/2017), mengakui dirinya telah melakukan kesalahan, karena dalam tulisannya itu menyebut GMNI adalah turunan dari Central Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI), yang tak lain adalah underbow atau organisasi saya Partai Komunis Indonesia (PKI).
Ia mengaku tidak punya bukti untuk mendukung tudingan tersebut. "Saya menyatakan minta maaf dan akan merevisi tulisan saya," ujarnya.
Abraham Lagaligo menyebut penulisan GMNI sebagai turunan dari CGMI adalah 'rumor' yang sudah lama ia dengar. Setelah tulisannya itu menuai kritikan, ia kemudian mencoba mencari bukti pendukung atas tuduhannya tersebut, namun tidak diketemukan.
"Saya telah salah menulis CGMI uncerbow PKI dan sekarang menjadi GMNI," terangnya.
Ketua GMNI, Chrisman Damanik dalam kesempatan yang saman menambahkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menyikapi tulisan Abraham Lagaligo itu dengan cara yang baik dan kekeluargaan.
Ia juga menegaskan bahwa GMNI memaafkan kesalahan yang sudah dilakukan oleh mantan Ketua HMI cabang Surabaya tersebut.
"Kami bersepakat untuk saling memaafkan, dan menjaga kekeluargaan," ujarnya.
Ketua Presidium Nasional Korps alumni HMI (KAHMI), Mahfud MD menambahkan bahwa baik HMI maupun GMNI adalah sama-sama organisasi yang mendukung Pancasila.
Ia menyebut insiden yang terjadi pascaterpublikasikannya tulisan Abraham Lagaligo, sedikit banyaknya sudah menegaskan kepada semua pihak bahwa HMI dan GMNI adalah organisasi yang mendukung Pancasila.
"Ini juga jadi alat penjelas kepada publik, bahwa HMI dan GMNI itu sama, yaitu mendukung Pancasila sebagai dasar," ujarnya.