Ibunda Siti Tak Bisa Tidur Dengar Anaknya Terlibat Pembunuhan Kakak Pemimpin Korut
Benah mengatakan bahwa dirinya tidak pernah mendapatkan firasat anaknya akan melakukan pembunuhan terhadap tokoh internasional.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mata Benah (53), tampak sembab dan berkantong kala menceritakan kisah anaknya, Siti Aisyah, yang menjadi pesakitan setelah diduga membunuh Kim Jong Nam, kakak pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.
Sejak mendengar kabar anaknya melakukan pembunuhan terhadap Kim Jong Nam di berita pada Kamis malam, (16/2/2017), Benah mengaku tidak bisa tidur dan selalu memikirkan nasib anaknya.
"Sejak saya lihat di televisi, hati saya khawatir. Mau tidur tidak bisa. Kalau si bapak sih bisa tidur, kalau saya mah namanya ibu tetap khawatir mikirin anak," ujar Benah kepada Tribun di rumahnya, Kampung Rancasumur, Desa Sindang Sari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Banten, Sabtu (18/02/2017).
Benah mengatakan bahwa dirinya tidak pernah mendapatkan firasat anaknya akan melakukan pembunuhan terhadap tokoh internasional.
Mengingat pada hari raya Idul Fitri tahun lalu, Aisyah sempat mengajak ibu dan ayahnya, Asria melakukan wisata reliji ke Banten Lama.
"Dia sempat balik pas lebaran. Dirinya tidak cerita macam-macam, ibu tahunya di kerja di Batam," ungkap Benah.
Aisyah kerap pulang ke rumahnya, setahun dua kali untuk mengunjungi keluarganya. Namun dirinya hanya menghabiskan waktu paling lama di rumahnya selama dua hari.
Namun dirinya jarang berinteraksi dengan warga sekitar jika sedang berada di rumahnya.
"Kalau pulang ke rumah, dia jarang ke luar. Tapi yang saya tahu dia mah anaknya baik," ujar Ketua RW, Sutria kepada Tribun.
Benah juga menceritakan bahwa anaknya adalah sosok yang penurut selama ini. Dirinya tidak menyangka, anak bungsunya tersebut dapat tersangkut kasus pembunuhan.
Benah mengatakan bahwa anaknya yang akrab disapa "Eneng" hanya lulusan sekolah dasar. Kala itu dirinya sekolah di SDN Sindang Sari.
Sepulang sekolah, Aisyah rutin mengikuti pengajian yang berada di dekat desanya. Menurut ibunya, Aisyah adalah sosok yang tidak pernah meninggalkan salat lima waktu.
Selepas lulus sekolah dasar, Aisyah tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.