Tak Bisa Lupakan Mantan? Festival Ini Bantu Kamu Untuk Bisa Move On
Bagi sebagian orang, melupakan mantan tak semudah membalik telapak tangan. Butuh waktu dan usaha untuk bisa move on.
TRIBUNNEWS.COM - Bagi sebagian orang, melupakan mantan tak semudah membalik telapak tangan. Butuh waktu dan usaha untuk bisa move on.
Di Yogakarta, ada Festival Melupakan Mantan yang digelar setiap bulan Februari. Di sana, mereka yang habis putus cinta menyumbangkan barang pemberian sang mantan untuk dipamerkan dan kemudian disumbangkan ke panti asuhan. Seperti apa jalannya festival ini?
Berikut kisah lengkapnya seperti yang dilansir dari Program Saga produksi Kantor Berita Radio (KBR).
Deretan foto muda mudi dengan bermacam ekspresi, mengisi sudut ruang di galeri Ruang Kenangan, Yogyakarta.
Tapi tak hanya foto yang dipajang, persis di sampingnya aneka barang ditautkan. Mulai dari boneka Doraemon, lipstik, hingga jersey klub PSIM.
Semua benda-benda itu kemudian ditata apik hingga menjadi karya seni instalasi.
Rupanya ini adalah bagian dari Festival Melupakan Mantan, dan Zianati Krisjayusman, pelajar SMK di Yogyakarta, jadi salah satu pengisi.
Perempuan yang biasa disapa Asti ini sempat berpacaran selama enam bulan dengan teman SMPnya. Tapi, akhirnya putus karena Asti ingin fokus pada ujian sekolah.
“Pacaran selama 6 bulan terus putus karena mau fokus sekolah dan dia maunya main, kita enggak sejalan. Sewaktu itu aku 3 SMP mau ujian dan nggak mau diganggu siapapun,” ungkap Asti.
Dia lantas memutuskan untuk memboyong semua pemberian sang mantan kekasih ke pihak panitia, salah satunya jersey klub PSIM.
"Karena daripada barang tak terpakai jadi inisiatif disumbangkan ke orang yang membutuhkan atau didonasikan pada anak yatim piatu atau yang membutuhkan. Daripada di lemari bertahun-tahun nggak dibuka. Aku tahu acara ini dari instagram. Dari pacar dulu dapat jaket, kaos jersey dan boneka. Berkesan sih," ujar Asti.
Kata Asti, jersey klub sepakbola Kota Yogyakarta itu ia simpan hanya demi menghargai kekasihnya yang menggemari PSIM. Meski ia sendiri tak suka sepakbola.
"Heboh banget kalau ada PSIM suka nonton ke mana-mana. Aku nggak suka tapi tetap tak simpen karena menghargai jerih payah dia," ungkap Asti.
Namun putus dari sang pacar, tak mudah bagi Asti. Itu mengapa ia ikut festival ini –berharap bisa melupakan mantan dan menjajaki langkah move on.
"Aku berterima kasih karena setelah dia meninggalkan aku, aku jadi lebih semangat belajar semangat kejuruan tata busana. Balas dendam terbaik sama pacar kan berprestasi nggak hanya cantik aja,” ujar Asti.
Penanggung jawab Festival Melupakan Mantan, Seto Prayogi, bercerita ide menyulap barang-barang mantan pacar menjadi karya seni sengaja dilakukan.
Tujuannya supaya kegalauan atau kesedihan tak melulu diumbar para muda mudi jika putus cinta.
"Festival melupakan mantan ini ketiga ini. Pertama kedua tema sharing. Yang ketiga konsep besarnya pameran. Kita pengen, dalam bahasa anak sekarang membekukan kenangan sebenarnya. Kalau biasanya mereka dilakukan di sosial media dengan tulisan dan foto, kita bawa ke ranah seni rupa tapi bukan ala seniman tapi ala anak muda sepenangkapan mereka. Kita bawa ke situ dengan temanya kesah atau kepergian,” umgkap Seto.
Seto juga mengatakan, barang-barang ini nantinya akan disumbangkan ke panti-panti asuhan.
Dan yang membuat takjub, kata Seto, mereka yang patah hati setelah ikut kegiatan ini, tak lagi murung. Ini pula yang jadi alasan Festval Melupakan Mantan dibuat menyenangkan.
"Biasanya hal-hal seperti itu galau sedih kita pengen bawa itu ke gathering. Orang datang ke situ bareng bareng. Setelah datang bareng ternyata hal yang biasanya sedih bisa dibawa guyon seneng. Dibuat bareng-bareng. Dari lagu nggak begitu yang ke arah sana. Aku pengen bawa tema ini lebih fun. Udahlah galaumu cukup kemarin. Ketika kamu sampai sini materi kita galau tapi dibawa menjadi menarik. Setelah jadi menarik kita bisa mikir kita mau ngapain kita mau bikin karya apa,” kata Seto.
Dan bagi pengunjung festival ini, pihak panitia menyiapkan medium khusus berupa kertas origami yang bisa ditulis apa saja. Entah unek-unek atau curhatan.
"Aku berharap dengan penyelenggaraan yang lebih lama diharapkan ada aktivasi yang lebih dari peserta yang datang. Kalau tahun lalu kan membawa barang mantan tapi tidak semua orang bisa melakukan. Tahun ini awalnya membawa foto mantan kemudian kita tambah dengan membuat goresan kenangan Artinya semua orang pasti bisa menulis di situ. Kita sediakan alat bahan. Kita jadikan galeri besar bersama. Aku ingin semua terlibat di situ nggak cuma nonton hiburan tapi terlibat di situ nggak cuma nonton pameran tapi mereka terlibat juga ikut aku juga peserta pameran," ungkap Seto.
Selama tiga hari, Festival Melupakan Mantan kali ini digelar lebih lama dari tahun-tahun sebelumnya. Dan Seto berharap, gelaran ini juga bisa jadi ikon wisata unggulan Yogyakarta.
"Semoga jadi referensi agenda wisata Jogja. Sempat kepikiran diadakan di kota lain. Kenapa nggak kita bikin jadi brandnya Jogja sekalian. Ke depan moga dengan temen dan suport yang makin banyak bisa jadi ikon Yogyakarta,” tutup Seto.
Penulis: Eka Juniari/Sumber: Kantor Berita Radio (KBR)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.