Warga RPTRA Sungai Bambu Ikuti Gerakan Tanam Jahe Merah Bejo Bintang Toedjoe
PT Bintang Toedjoe bersama puluhan warga dari Jakarta Utara dan Kepulauan seribu gelar pembinaan gerakan tanam jahe merah di RPTRA Sungai Bambu.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bintang Toedjoe bersama puluhan warga dari Jakarta Utara dan Kepulauan seribu, menggelar pembinaan gerakan tanam jahe merah di RPTRA Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (07/02/2017).
Pembinaan ini merupakan tindaklanjut dari penanaman jahe merah yang telah dimulai pada tahap pertama di November 2016.
Kali ini, Bejo Bintang Toedjoe selaku penyelenggara menggandeng David Walalangi, ekspertis sekaligus Direktur PT Yakin Raih Sukses (YRS) untuk memberikan edukasi kepada peserta tentang proses penanaman yang telah dilakukan para peserta tiga bulan yang lalu.
Acara ini dibuka dengan kata sambutan dari Ketua TP PKK Tingkat Kota Administrasi Jakarta Utara, Ani Wahyu, didampingi Sudin PPAPP, Marwati, Lurah Sungai Bambu, Sumarno serta TP. PKK Provinsi Jakarta, Nani Bambang.
Menurut Ketua TP PKK Tingkat Kota Administrasi Jakarta Utara, Ani Wahyu, acara ini diharapkan mampu dimanfaatkan dengan baik para peserta.
“Saya berharap permasalahan yang ada dari proses penanaman jahe merah baik yang telah berhasil atau belum bisa ditanyakan pada pembinaan ini. Disini kita bisa berbagi ilmu dan belajar bagaimana caranya menghasilkan jahe merah yang berkualitas, “ujar Ani Wahyu.
Sudin PPAPP, Marwati menegaskan kegiatan pembinaan jahe merah ini bukanlah sebuah kompetisi, tetapi merupakan sinergi dalam membangun masyarakat Jakarta sehat, kuat dan produktif.
“Bapak-bapak dan ibu-ibu gunakan kesempatan baik ini untuk mencari ilmu sehingga bisa tercapai hasil hingga 100 polybag, “ungkapnya.
Para peserta pelatihan kali ini terdiri dari 60 orang, berasal dari Sudin PPAPP, PKK DKI Jakarta, pengurus PKK Kecamatan dan Kelurahan, RPTRA, Rusun dan kelurahan se Jakarta dan Kepulauan Seribu.
Mereka tampak antusias mencatat setiap penjelasan dari pemateri serta bertanya mengenai persoalan yang mereka hadapi dalam proses penanaman jahe merah.
Kendala Dalam Penanaman Jahe Merah
Seperti yang dialami ibu Hj. Siti Ningrat (57) yang berasal dari wilayah RT Darmo Suci ketua penanaman Jahe Merah.
“Kendala yang saya hadapi selain lokasi rumah yang jauh dari RPTRA, jahe merah yang saya tanam juga mendapat penyakit sehingga daun-daunnya kekuningan pada ujung-ujungnya. Saya langsung bertanya kepada pak David dan disarankan melakukan penyiraman di bawah jam 6 pagi dan di atas jam 6 sore. Di situ saya belajar, jahe ternyata tidak tahan panas, “kata Siti.
Sitipun merasakan manfaat dari pembekalan ini karena bisa mendapat ilmu-ilmu dari pembinaan ini.
“Saya berterimakasih atas terselenggaranya acara dari Bejo Bintang Toedjoe ini, Mudah-mudahan kegiatan seperti ini terus berlanjut dan melibatkan lebih banyak masyarakat. Soalnya bagus sekali sih, “ungkapnya.
Walaupun didominasi para perempuan, kaum pria pun tak kalah antusias mengikuti kegiatan ini.
Pak Serani misalnya, peserta yang mewakili RPTRA Penjaringan Jakarta Utara ini mengakui masih minim pengetahuan saat awal-awal proses penanaman jahe merah.
“Di awal-awal saya merasa pengetahuan masih kurang. Setelah diberi buku sudah agak mendingan. Tetapi muncul masalah lagi saat kebagian 10cm padahal dibukunya harusnya 15 cm, jadi medianya agak kurang, “ kata Serani.
Serani menambahkan, pembekalan dan pembinaan yang dilakukan Bejo Bintang Toedjoe ini telah membantu pertumbuhan jahe merahnya hingga mencapai 110 polybag.
“Pembinaan ini membantu meningkatkan hasil juga menambah kesegaran dan keindahan lingkungan. Di taman RPTRA Penjaringan ini udaranya seger karena banyak tanaman yang hadir disini. Ke depannya, harapannya Bejo Bintang Toedjoe lebih meningkatkan acara seperti ini dan kalo boleh media juga dilebihkan, “ujar Serani.
Tak hanya peserta RPTRA dari Jakarta Utara saja yang antusias mengikuti kegiatan ini. Peserta dari kepulauan seribu pun turut hadir dan tidak melewatkan kegiatan ini.
“Saya mewakili peserta dari RPTRA Tanjung elang berseri Kepulauan seribu hadir pada kegiatan ini guna menambah ilmu tentang penanaman jahe merah, “ujar Siti Suleha.
Menurut Siti, lokasi RPTRA yang berada di daerah perairan merupakan faktor yang menghambat para peserta dalam menanam jahe merah.
“Karena lokasi RPTRA kita dekat laut yang airnya asin bikin kita kesulitan. Jahe merah sendiri kan ga boleh kena tanah langsung dan hujan, jadinya jahe merah ada beberapa yang busuk, “paparnya.
Dengan mengikuti kegiatan ini, Siti berharap terus berkelanjutan agara para pengelola dan penanam jahe merah di RPTRA mengetahui lebih jauh tentang penanaman jahe merah.
Cara Menyiasatinya
Dari berbagai persoalan berbeda-beda yang dialami para peserta yang berkaitan dengan lokasi mereka berada, David Walalangi memberikan cara-cara untuk menyiasatinya.
“RPTRA akan memiliki strategi masing-masing dalam memecahkan masalah-masalah penanaman jahe merah. Ini akan bisa dilakukan bila peserta mempelajari teori-teori yang telah diberikan dan mempraktekknya sesuai kebutuhan. Nanti akan muncul teknik-teknik tersendiri para peserta menyelesaikan masalah penanaman, “papar David.
David mencontohkan, RPTRA Sungai Bambu Tanjung Priok yang berlokasi di jembatan memiliki manfaat dan tantangan tersendiri.
“Lokasi RPTRA ini yang berada di bawah jembatan sebenarnya bisa dimanfaatkan akrean adem, tapi yang terpenting perhatikan pencahayaannya. Dimana pun lokasi penanaman 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu air, cahaya dan oksigen, “ungkap David.
Melihat antusias para peserta, David mengatakan para peserta mesti mensyukuri bisa mengikuti kegiatan ini.
“Selain difasilitasi Bejo Bintang Toedjoe dan PT Yakin Raih Sukses (YRS), Bapak dan Ibu peserta harus bersyukur karena Pemerintah Provinsi serta jajaran di bawahnya mengawal acara ini. Inilah yang jadi kekuatan dari kegaitan ini, “ujarnya.
Tidak hanya dibekali ilmu, di akhir acara para peserta juga berkesempatan mendapat hadiah menarik dari Doorprize yang dibagikan Warta Kota selaku Event Organizer.