Gapura Gebyok Adat Jawa Berwarna Coklat Sambut Raja Salman di DPR
"Mudah-mudahan berkesan atas sambutan dan merasa nyaman," tutur Deputi Persidangan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR RI.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gedung Nusantara Paripurna, Kompleks Parlemen, Senayan, berhias menyambut Raja Arab Saudi ketujuh, Salman bin Abdulaziz al-Saud beserta rombongan pada Kamis (2/3). Kali ini, dekorasi parlemen di Senayan menonjolkan ciri khas bangsa Indonesia.
Karpet merah digelar sepanjang jalur yang akan dilewati. Karpet digelar mulai dari titik tempat raja turun dari kendaraan hingga ke tempat duduk di panggung ruang sidang.
Karpet itu tergelar rapi. Namun pada H-1 kedatangan raja ditutupi menggunakan plastik supaya kebersihan terjaga.
Terdapat jalur-jalur landai atau ramp yang disiapkan secara khusus. Jalur landai dibuat menggunakan papan terbentang dari titik tempat raja turun dari kendaraan, lift, ruang sidang, dan raja naik ke panggung. Ini disiapkan untuk mempermudah berjalan.
Tak hanya itu, mulai dari lantai dasar hingga pintu masuk semua dipercantik seperti tempat pelaminan.
Terdapat hiasan bunga berwarna-warni dari 20 jenis bunga tertara rapi di tangga, lantai, hingga tertata rapi di tangga, lantai, hingga tembok ruangan di Gedung Kura-Kura itu. Selain itu, ada gapura gebyok adat Jawa berwarna cokelat.
"Mudah-mudahan berkesan atas sambutan dan merasa nyaman," tutur Deputi Persidangan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR RI, Damayanti, kepada wartawan, Rabu (1/3/2017) kemarin.
Sejak jauh hari melalui protokol Kerajaan Arab Saudi, Raja Salman menginginkan agar kunjungan itu sama seperti kedatangan Raja Faisal bin Abdul Aziz as-Saud ke gedung parlemen pada 47 tahun silam. Sehingga pihak DPR RI mempersiapkan sambutan secara maksimal.
Dekorasi di Ruang Rapat Paripurna I disulap mengedepankan ciri khas bangsa Indonesia. Demi menyambut kedatangan raja, gedung DPR diubah menjadi taman bunga.
Kursi bagi Raja Salman sudah disiapkan di Ruang Sidang DPR. Tinggi kursi itu adalah 55 cm berbeda dengan kursi yang biasa dipakai pimpinan dewan atau presiden saat sidang paripurna tahunan.
Kursi berwarna cokelat itu dilapisi kulit dan ditempatkan di sisi kanan mimbar. Terdapat mikrofon kecil berwarna emas dan lampu baca yang ditaruh di meja depan kursi raja.
Ketua DPR RI, Setya Novanto akan duduk di samping Raja Salman. Dari tempat mereka duduk secara langsung dapat melihat ke layar lebar 3X3 meter yang ditaruh di balkon ruangan. Rencananya, dari layar lebar itu diperlihatkan video perjalanan Raja Faisal saat mengunjungi Indonesia.
Sedangkan kursi berwarna emas telah disiapkan. Barisan kursi untuk pangeran, menteri-menteri, dan para pejabat dari Arab Saudi disiapkan di Blok C dan D.
Sedangkan di Blok B ditaruh puluhan kursi yang disiapkan untuk mantan presiden hingga duta besar negara sahabat.
"Ini agak khusus karena raja ingin napak tilas. Dia ingin ke sini karena kakeknya (Raja Faisal,-red)," kata Damayanti.
Suasana di Ruang Rapat Paripurna I itu tampak asri karena dihiasi puluhan ribu bunga. Harum semerbak wangi bunga tercium dari ruangan. Bunga mawar menjadi yang dominan.
Kombinasi warna merah, putih, dan hijau sengaja dipilih untuk menyelaraskan dengan warna Bendera Indonesia dan Arab Saudi.
Penanggung jawab tim dekorasi DPR, Ratih Raharnani, mengatakan selama menghias gedung, tim menyiapkan sekitar 20 jenis bunga. Diantaranya, yaitu mawar merah, mawar putih, anggrek putih, casablanca, dan sedap malam.
"Dari DPR, kami mendengar Raja Salman suka mawar putih. Makanya lebih dominan kombinasi di mawar. Kami kombinasi (warna bendera,-red) di situ," kata dia.
Bunga-bunga itu didatangkan dari Jakarta, Puncak Bogor, Bandung dan Surabaya. Sementara, jenis bunga Sedap Malam dikirimkan dari Surabaya.
Tak semua bunga didatangkan dari dalam negeri, terdapat juga bunga impor namun jumlahnya tak banyak. Semua bunga didatangkan ke Gedung DPR menggunakan 10 truk.
"Ada 20 macam (bunga,-red). Di sekitar Jakarta kecuali sedap malam. Kami ambil sisa dari Surabaya. Ada lebih dari 10 truk (mengangkut,-red)," tambahnya.
Sebanyak 70 pekerja dikerahkan untuk memperindah tempat itu. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai tugas masing-masing. (glery lazuardi)