Presiden Jokowi Kenalkan Kopi Indonesia ke Perdana Menteri Malaysia dan Australia
Kopi Aceh Gayo dan Toraja menjadi dua produk minuman yang diperkenalkan pada para perwakilan negara peserta KTT IORA.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di sela KTT IORA yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Presiden Joko Widodo sempat mengajak Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengenali kopi-kopi khas Indonesia yang dipamerkan di kegiatan ini.
Seperti terlihat hari ini, Selasa (7/3/2017), Najib Razak, Malcolm Turnbull, dan perwakilan sejumlah negara lainnya berada di Jakarta untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Negara-negara Lingkar Samudera Hindia atau Indian Ocean Rim Association (KTT IORA), di Jakarta Convention Center.
Setelah pembukaan kegiatan hari ini Presiden Jokowi mengajak para perwakilan negara anggota IORA untuk mengunjungi sejumlah stan pameran perdagangan.
Di pameran tersebut sejumlah UKM lokal dan instansi negara 'unjuk gigi' menyuguhkan produk-produknya.
Turut dalam rombongan perwakilan-perwakilan negara tersebut Najib Razak, Malcolm Turnbull, Wakil Presiden India Hamid Ansari, dan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma.
Stan pameran pertama yang Jokowi dan rombongan perwakilan negara hampiri adalah stan yang menawarkan produk kopi khas Indonesia.
Presiden Jokowi, Najib Razak, Malcolm Turnbull, dan lainnya kemudian mendengarkan penjelasan penjaga stan tersebut soal kopi-kopi yang ditawarkan.
Kopi Aceh Gayo dan Toraja menjadi dua produk minuman yang diperkenalkan pada para perwakilan negara peserta KTT IORA.
Presiden Jokowi juga mengajak para perwakilan negara mengunjungi stan pameran mebel buatan lokal.
Presiden Jokowi bahkan sempat mencoba untuk duduk di satu kursi goyang yang ada dalam stan tersebut.
Pemerintah Indonesia menjadi tuan rumah kegiatan KTT IORA tahun ini.
KTT IORA kali ini mengangkat sejumlah bidang kerja sama, di antaranya keamanan dan keselamatan maritim, dan fasilitasi perdagangan investasi.
Selain itu, akan dibahas pula perkara manajemen risiko bencana, manajemen perikanan, akademi dan IPTEK, pariwisata dan pertukaran budaya, pemberdayaan perempuan, dan blue economy.