Faisal Basri Pilih Perluas Sawah Daripada Caplok Saham Freeport
Faisal menjelaskan kapasitas produksi Freeport tidak akan bertambah jika sahamnya diakuisisi 100 persen oleh negara.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat ekonomi Faisal Basri tidak setuju jika pemerintah langsung mengakuisisi saham PT Freeport Indonesia.
Menurut Faisal lebih baik uang negara digunakan untuk memperbanyak lahan sawah dibandingkan beli saham Freeport 100 persen.
"Kalau saya jadi pemerintah uangnya buat perluasan sawah se-Indonesia, petani makmur, lebih keren. Tapi ini demi gagah-gagahan, kuasai 100 perseh saham Freeport," ujar Faisal, di MMD Initiative, Jumat (11/3/2017).
Faisal menjelaskan kapasitas produksi Freeport tidak akan bertambah jika sahamnya diakuisisi 100 persen oleh negara.
Karena itu Faisal berpendapat saham Freeport Indonesia tidak akan meningkatkan perekonomian negara
"Produksinya kan bertambah dan enggak ngefek ke ekonomi," ujar Faisal.
Faisal pun menyayangkan jika uang yang dimiliki pemerintah sebagian besar hanya untuk membeli saham PT Freeport Indonesia.
Karena Faisal menilai masih ada banyak kebutuhan di dalam negeri yang harus dialokasikan memakai anggaran negara.
"Katakan ada uang miliar dollar AS, apakah uang itu meningkatkan perekonomian nasional, kan enggak, uang itu dipake buat beli saham freeport," kata Faisal.
Sebelumnya diberitakan Tribunnews.com, pemerintah meminta Freeport Indonesia mengubah status Kontrak Karya menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus.
Jika hal itu terjadi Freeport harus menyerahkan 51 persen sahamnya ke pemerintah Indonesia.