HUT Ke-43 PPNI, Merawat Indonesia Menuju Masyarakat Sehat
Ketua Umum PPNI Harif Fadhillah menjelaskan tentang sejarah PPNI yang selalu berkiprah untuk kepentingan kesehatan Indonesia.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tepat pada Jumat (17/3/2017) pada hari ini, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) memasuki usianya yang ke 43 tahun. Dalam perkembangan usianya tersebut, berbagai dinamika menyertai perjalanannya.
Ketua Umum PPNI Harif Fadhillah menjelaskan tentang sejarah PPNI yang selalu berkiprah untuk kepentingan kesehatan Indonesia.
Dikatakan Harif, pada masa sebelum memasuki tahun 1974, muncul spirit yang sama dari para perintis perawat Indonesia, bahwa tenaga keperawatan harus berada dalam suatu wadah/organisasi profesi perawat.
Meskipun dimasa itu sudah berkembang beberapa perkumpulan yang mewadahi perawat seperti Perkumpulan Kaum Verpleger fster Indonesia (PKVI), Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI), Persatuan Perawat Indonesia (PPI), dan Ikatan Perawat Indonesia (IPI).
Namun, diatas kepentingan masing-masing organisasi tersebut, muncul kesadaran kolektif yang egaliter untuk memfusikan dan menyatukan diri dalam satu wadah organisasi yang saat itu disebut sebagai Persatuan Perawat Nasional.
Pengabungan organisasi perawat tersebut dilakukan di Ruang Demontration Jl. Prof Eykman Bandung No. 34 Bandung, Jawa Barat, pada 17 Maret 1974. Sejak tanggal tersebut mereka mendeklarasikan bersama terbentuknya Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
“Sejak itu PPNI terus bergerak melakukan peran dan fungsinya, baik ke internal maupun eksternal organisasi. Gerakan ke dalam diejawantahkan dengan melakukan berbagai upaya menuju peningkatan kompetensi anggota profesi, agar masyarakat mendapatkan pelayanan aman dan efektif,” kata Harif dalam keterangannya, Jumat (17/3/2017).
Gerakan ke luar PPNI, terangnya, diorientasikan pada memoderenisasi organisasi melalui perumusan berbagai peraturan organisasi dan advokasi kepada berbagai pihak—eksekutif, legislatif, dan yudikatif—dengan cara mempengaruhi dan melakukan pengkawalan kebijakan dan regulasi menuju ke arah peningkatan kesejahteraan perawat.
Upaya tersebut, ungkap Harif, membutuhkan kerja keras, kerja cerdas, kesatuan gerak langkah dan arah untuk secara kolektif bersatu mewujudkannya.
Serangkaian kegiatan dilakukan PPNI dalam memperingati HUT PPNI yang ke-43, berbagai kegiatan diantaranya adalah :
1. Seminar dan launcing standar diagnosa keperawatan yang dilaksanakan pada 29 Desember 2016.
2. Diskusi awal tahun 2017 dengan tema “membangun kohesivitas profesi kesehatan dalam menghadapi tantangan perubahan sistem kesehatan”, pada Februari 2017,
3. Workshop standar perilaku sebagai penjabaran kode etik keperawatan pada 17-18 Februari 2017.
4. Round table discussion akreditasi bidang keperawatan rumah sakit pada 07 Maret 2017.
5. Perumusan pedoman praktik mandiri keperawatan pada 15 Maret 2017.
6. Edukasi kesehatan dan gerakan serentak hand hygiene massal pada 17 Maret 2017.
7. Malam puncak ulang tahun perawat Indonesia pada 17 Maret 2017,
8. Launcing e-journal pada 17 Maret 2017,
9. Seminar dan workshop sistem pendidikan keperawatan di Indonesia, 07-08 April 2017, dan
10. Workshop jasa perawat, 21-22 April 2017.
Dalam momentum ulang tahun ini, Harif mengajak semua elemen PPNI untuk satukan langkah, bersama-sama membangun organisasi PPNI disemua level, dan bergerak sejalan dalam mempengaruhi kebijakan agar berpihak pada kemaslahatan anggota profesi dan masyarakat penerima layanan keperawatan.
Dirgahayu PPNI yang ke-43 tahun “Gerakan Perawat Menuju Masyarakat Sehat”.