Tito Diberondong Pertanyaan Mulai dari Independensi Polisi Hingga Jokowi Undercover
Dalam acara tersebut, ia harus menjawab berbagai pertanyaan dari peserta rapat pleno.
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian menghadiri rapat Pleno Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), di kantor MUI, Jakarta Pusat, Selasa (21/3/2017).
Dalam acara tersebut, ia harus menjawab berbagai pertanyaan dari peserta rapat pleno.
Pertanyaan yang dilontarkan ke Kapolri bermacam-macam, mulai dari independensi Polri dalam berbagai kasus belakangan ini, masalah maraknya komunis, rencana investasi Tiongkok, hingga masalah buku "Jokowi Undercover" karya Bambang Tri.
Tito Karnavian menjawab satu persatu pertanyaan dari peserta rapat pleno.
Ia menegaskan bahwa Polisi selalu berusaha netral, dalam berbagai hal, termasuk dalam konflik horizontal antar kelompok masyarakat.
"Kami berada di possi mendukung semua elemen masyarakat. Kepentingan Polri satu, bagaimana menjaga stabilitas keamanan," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut ia mengingatkan, bahwa pemerintah saat ini tengah berupaya mengejar pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen.
Target tersebut tidak mudah untuk dicapai, antara lain karena pemerintah kekurangan uang lebih dari Rp 4000 triliun.
Uang tersebut sedang diupayakan untuk didatangkan dari berbagai pihak, termasuk dari pemerintah Tiongkok yang saat ini ekonominya merupakan yang terbaik di dunia.
Sementara tugas Polri adalah menjaga keamanan, agar pembangunan bisa berjalan lancar.
"Saya realistis saja, yang punya duit mereka. Sekarang kita harus cari cara gimana uangnya masuk tapi kita yang atur," ujarnya.
Namun, pertanyaan tentang bangkitnya kembali gerakan komunisme di Indonesia, Tito tidak menjawab pertanyaan tersebut.
Sedangkan soal buku "Jokowi Undercover," Tito menjawab bahwa kasus tersebut sudah dilimpahkan Polisi ke Kejaksaan di Blora.