'Kami Ikhlas Ibu Gugur dalam Perjuangan'
Patmi merupakan satu dari sekian warga, yang gigih menolak pembangunan pabrik semen di wilayah Jawa Tengah.
Editor: Sanusi
Seorang tetangga Patmi, Aisyah, mengatakan Patmi merupakan sosok yang sederhana, gigih dan ulet. "Orangnya petani tulen, sama tetangga dan lingkungan baik," ujarnya.
Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Kendeng (JMPPK)?, Gunretno, mengatakan selama di Jakarta, Patmi terlihat sangat sehat. Terlebih, para aktivis yang ikut dalam aksi mengecor kaki menggunakan semen, sudah diperiksa kesehatannya oleh relawan dokter yang mendampingi.
"Di sana sangat sehat, kesehariannya kami ya sama-sama, tak mengeluh sakit apa pun," ujarnya.
Saat di Jakarta, Gunretno bertanya kepada Patmi, apakah sudah pamit keluarga.
"Yu Patmi menjawa, sudah. Berangkat ke Jakarta untuk memperjuangkan kelestarian Pegunungan Kendeng," tutur dia.
Disampaikan, lantaran seorang peserta aksi meninggal dunia, maka rencana lanjutan aksi mengecor kaki menggunakan semen, untuk sementara waktu ditunda. "Kami masih berduka, tentu ya ditunda dulu, sampai kapan kami belum tahu," ucapnya.
Wakil Ketua Komnas Perempuan, Budi Wahyuni, yang turut hadir di rumah duka mengatakan, ia sangat salut terhadap perempuan Kendeng yang turut dalam aksi #DipasungSemen2. Menurut dia, para perempuan itu mengajarkan ketulusan dan kesabaran dalam berjuang.
"Mereka terpaksa memasung kaki menggunakan cor semen, lantaran suara mereka tak lagi didengar," tuturnya.
Usai disalatkan, jenazah Patmi langsung dimakamkan di pemakaman umum desa setempat. Isak tangis kembali pecah saat keranda diusung menuju tempat peristirahatan terakhir. (tribun jateng/yan)