Peringatan HUT Ke-13 Tagana, Mensos: Terapkan Manajemen Hulu-Hilir dalam Pencegahan Bencana
Khofifah Indar Parawansa mengajak personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) menerapkan manajemen hulu dan hilir dalam pencegahan bencana
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
![Peringatan HUT Ke-13 Tagana, Mensos: Terapkan Manajemen Hulu-Hilir dalam Pencegahan Bencana](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/menteri-sosial-khofifah-indar-parawansa-berbincang-dengan-gubernur-jawa-timur-soekarwo_20170324_185035.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, KEPULAUAN SERIBU - Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa mengajak personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) menerapkan manajemen hulu dan hilir untuk meningkatkan kepekaan dan kepedulian terhadap upaya pencegahan bencana.
Hal tersebut disampaikan Mensos dalam sambutan pada Peringatan HUT ke-13 Tagana di Lapangan Bola Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu.
"Artinya begini, Tagana sudah sangat terlatih dalam penanggulangan bencana, sekarang kita perkuat kepedulian dalam pencegahan bencana. Jadi dari hulu mereka sudah terlibat, misalnya dalam hal kepedulian terhadap lingkungan. Untuk pencegahan kita bisa tanam mangrove, tanam terumbu karang, tanam pohon sebanyak-banyaknya sehingga hutan tidak gundul dan laut tidak abrasi," kata Mensos dalam sambutannya di acara peringatan HUT Tagana bertema "Meningkatkan Kesadaran Bencana Kepada Masyarakat" tersebut, Jumat (24/3/2017).
Mensos menjelaskan, sebelum bencana terjadi, ada upaya-upaya pencegahan yang dapat dilakukan. Satu di antara caranya seperti bakti sosial yang kali ini berlangsung di Kepulauan Seribu.
"Saya ajak Tagana menanam bibit pohon mangrove, penanaman rumput laut, penanaman terumbu karang, pembersihan lingkungan, serta pelepasan induk penyu sisik dan induk penyu hijau. Ini semata-mata agar kita juga mengambil langkah preventif di hulunya. Hulunya adalah rusaknya lingkungan dan daya dukung alam," terang Mensos yang menekankan setiap kegiatan Apel dan HUT Tagana diisi oleh kegiatan tanam pohon dan bersih lingkungan.
Tagana merupakan relawan sosial terlatih yang berasal dari masyarakat, memiliki kepedulian dan aktif dalam penanggulangan bencana bidang perlindungan sosial.
Jumlah personel di seluruh Indonesia pada 2016 mencapai 29.734 orang dan Sahabat Tagana sebanyak 600.000 orang.
"Tagana harus konsisten membantu dalam upaya pencegahan dari hulu. Ini karena kerusakan alam sudah sedemikian serius. Maka saya imbau lakukan semampunya upaya pencegahan dari hulu ke hilir. Mungkin koordinatornya bisa Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, tapi Tagana bisa turut mendukungnya dari lingkum terkecil, dari Kampung Siaga Bencana misalnya," terang Mensos.
Kampung Siaga Bencana
Pada kesempatan yang sama, Mensos juga mengajak masyarakat meningkatkan kesadaran terhadap bencana melalui Kampung Siaga Bencana (KSB) dan penguatan pengetahuan kebencanaan pada berbagai unsur masyarakat.
"Keberadaan Kampung Siaga Bencana di lokasi rawan bencana di mana Tagana sebagai fasilitatornya sangat penting dan terbukti mampu menambah jangkauan Kementerian Sosial dalam mengembangkan pendekatan Manajemen Kebencanaan Berbasis Masyarakat," kata Mensos.
Dikatakan, jumlah Kampung Siaga Bencana di Indonesia saat ini mencapai 456 dan akan terus ditambah jumlahnya. Pada tahun 2017 ditargetkan akan ada 100 KSB lagi yang berdiri di berbagai wilayah rawan bencana.
"Kampung Siaga Bencana di Kepulauan Seribu yang hari ini diresmikan merupakan pembentukan KSB pertama di tahun 2017. Mudah-mudahan dengan penguatan kebencanaan di tingkat masyarakat ini akan semakin meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana," paparnya.
Mensos mengungkapkan Indeks Risiko Bencana Indonesia mencatat ada 323 kabupaten/kota yang berpotensi tinggi atau rawan bencana alam.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.