Jangan Gunakan Isu Anak Untuk Menutupi Isu yang Lebih Besar Lagi
Selama ini belum pernah terungkap adanya kasus penculikan anak dengan tujuan penjualan organ tubuh.
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Selama ini belum pernah terungkap adanya kasus penculikan anak dengan tujuan penjualan organ tubuh.
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait, menyebutkan kalaupun ada kasus serupa, peristiwa itu terjadi di luar negeri.
"Saya pernah baca ada anak-anak dari Nepal, dari India yang dibawa ke Jepang untuk diambil organ tubuhnya, tapi di Indonesia selama ini belum ada," ujar Arist Merdeka Sirait kepada watawan di kantor Komnas PA, Jakarta Pusat, Jumat (24/3/2017).
Komnas PA mencatat pada tahun 2016 terdapat 112 kasus penculikan. Mayoritas penculikan tersebut adalah bertujuan untuk adopsi ilegal, selain itu juga ada anak yang diculik untuk dipekerjakan, untuk seksual komersial dan untuk dimintai tebusan.
Belakangan ini kekhawatiran masyarakat atas kasus penculikan anak tiba-tiba meningkat, salah satunya karena beredar informasi bahwa ada jaringan penculik anak yang bertujuan untuk menjual organ.
Seiring dengan merebaknya isu tersebut, di sejumlah wilayah di Indonesia banyak terjadi aksi penangkapan terhadap orang-orang yang diduga sebagai anggota jaringan penculik anak.
Peristiwa tersebut antara lain terjadi di Tanjung Balai, di Jakarta dan di Madura.
"Tapi anehnya semuanya itu pelaku diduga mengalami gangguan jiwa. Kalau di Tanjung Balai saja lalu di tempat lain pelakunya bukan pengidap gangguan jiwa, itu masuk akal, ini semuanya mengidap gangguan jiwa," ujarnya.
"Komnas PA mengimbau kepada semua, jangan dieksploitasi anak-anak untuk tujuan tertentu, misalnya untuk menghilangkan isu yang lebih besar lagi, saya berharap jangan dipakai anak-anak untuk isu itu," ujarnya.
Walaupun Kapolri Jendral Pol. Tito Karnavian sudah mengklarifikasi hal tersebut adalah isu belaka, namun bukan berarti keluarga boleh lengah dalam mengawasi anak-anak.
Menurut Arist Merdeka Sirait, kelengahan itu justru akan menguntungkan para predator anak.