BNN Beri Pengentahuan Soal Bahaya Narkoba Kepada Calon Putri Indonesia 2017
Badan Narkotika Nasional (BNN) memberikan perbekalan kepada para calon Putri Indonesia 2017 tentang bahaya penggunaan obat-obatan terlarang atau narko
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Narkotika Nasional (BNN) memberikan perbekalan kepada para calon Putri Indonesia 2017 tentang bahaya penggunaan obat-obatan terlarang atau narkotika di gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur, Senin (27/3/2017).
Turut hadir dalam acara tersebut Kepala BNN, Budi Waseso, Ketua Dewan Pembina Yayasan Putri Indonesia (YPI), Putri K Wardani, Pendiri Putri Indonesia yang juga founder Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo, pemenang Putri Indonesia 2016, Kezia Roslin Cikita Warouw dan 38 Finalis Putri Indonesia 2017.
Dalam sambutanya, Kepala BNN, Budi Waseso, menyampikan bahwa Putri Indonesia diharapkan bisa menjadi kepanjangan pemerintah dalam sosialisasi bahaya penggunaan narkoba.
Selain itu, Putri Indonesia mampu mendukung prevensi dan edukasi serta mengajak peran aktif seluruh elemen masyarakat dalam memberantas narkoba.
"Puteri-putri ini merupakan pilihan tiap daerahnya. Maka kesempatan ini jangan disia-siakan untuk berbuat kepda bangsa dengan membantu pemerintah dalam mensosialisikan bahaya Narkoba," ujar Budi Waseso.
Budi Waseso pun menyadari bahwa bahaya narkoba sulit untuk diberantas dalam waktu dekat. Terlebih, peredarannya sudah menyasar ke kaum-kaum generasi penerus bangsa.
Untuk itu, ia menegaskan bahwa pemberantasan narkoba harus didukung oleh seluruh lapisan masyarakat.
"Memang sulit untuk menyelesaikan narkotika kecuali kita semua terbangun komitmen bersama bahwa narkotika itu musuh besar kita, kita harus lawan kita harus hindarkan," kata Budi Waseso.
Kepala BNN pun berharap nantinya para Putri Indonesia mampu mengispirasi masyarakat dan menjadi figur duta anti narkoba di daerahnya masing-masing.
"Kalau nanti para Putri Indonesia sudah kembali ke daerahnya untuk menyampaikan pesan ini, maka ini akan berpengaruh besar terhadapt masalah narkotika," tambah Budi Waseso. (*)