Nasib Pembangunan Semen di Kendeng Diumumkan Besok
Sebelumnya Teten Masduki menyatakan bahwa hasil KLHS menjadi rujukan utama proyek ini.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kajian Lembaga Hidup Strategis akan mengumumkan nasib dari Proyek Pabrik Semen Indonesia yang berada di Pegunungan Kendeng Rembang. Hasil kajian KLHS, dianggap akan menjadi penentu nasib industri semen plat merah tersebut, Kamis (30/3/2017).
Hal ini dikarenakan KLHS merupakan badan yang ditunjuk pemerintah pusat dan daerah memiliki menjadi dasar apakah sebuah proyek yang menyinggung lingkungan hidup akan diteruskan atau diperbaiki pemenuhan syaratnya.
Pada pengumuman hasil kajian esok, jika KLHS tidak menyetujui penutupan pabrik Semen Rembang, maka pabrik semen di utara Jawa tersebut harus ditutup. Penutupan pabrik semen tersebut mengancam ribuan tenaga kerja yang ada di pabrik dan berpotensi memberikan pengangguran baru di wilayah Rembang.
Tak hanya memunculkan pengangguran baru, stok semen yang ada pun akan berkurang, dan memungkinkan Indonesia harus mengekspor semen dari negara lain demi menuntaskan pekerjaan rumah dalam sektor pembangunan fisik di Indonesia
Pengamat Lingkungan Hidup dari Center for Information and Development Studies (Cides) M Rudi Wahyono memprediksi bahwa hasil yang akan dikeluarkan oleh KLHS akan menguntungkan pihak Semen Indonesia.
"Dalam hal ini, Pemerintah Pusat yang belakangan di desak oleh beberapa pihak menyatakan bahwa pendirian pabrik merupakan kewenangan dari gubernur," ujarnya.
Sebelumnya Teten Masduki menyatakan bahwa hasil KLHS menjadi rujukan utama proyek ini.
"Memang pemerintah pusat tidak bisa mencegah karena Gubernur punya kewenangan mengeluarkan izin. Penyelesaian memang harus tunduk pada hasil KLHS," kata Teten.
Tak hanya masalah pengangguran dan kebutuhan pasar akan semen yang harus diperhatikan oleh para anggota KLHS, adanya intervensi politik dan kompetitor dari Semen Indonesia juga harus diperhitungkan
Wakil Sekjen Partai Gerindra, Andre Rosiade mengkhawatirkan, pembangunan pabrik Semen Indonesia di Rembang jadi korban kepentingan politik kalangan tertentu.
Dia menilai, proyek pemerintah yang telah menggelontorkan uang Rp 4 triliun itu juga bisa mensejahterakan masyarakat sana. Untuk itu, Andre menduga ada kepentingan politik disana.
"Jangan sampai pabrik semen Rembang dikorbankan karena kepentingan politik. Kami minta jangan ada politisasi, toh manfaat pabrik semen ini juga dirasakan oleh masyarakat," kata Andre.
Jadi, apapun hasil yang akan dikeluarkan oleh KLHS akan menentukan nasib banyak pihak maka langkah yang harus diambil oleh KLHS, harus bisa mengakomodir semua kepentingan bersama demi pembangunan yang sudah direncanakan.