Anggota DPRD Pasuruan Diperiksa Densus 88, PKS: Alhamdullilah Kondisinya Sehat
Selain itu, Nasir tidak dapat menduga apakah pemeriksaan Nadir terkait Pilkada DKI Jakarta.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Alhamdulillah kondisinya sehat wal afiat," kata Politikus PKS Nasir Djamil di Gedung DPR, Jakarta, Senin (10/4/2017).
Nasir menyatakan hal tersebut ketika ditanyakan kondisi Anggota DPRD Pasuruan Jawa Timur Muhammad Nadir Umar yang diperiksa Densus 88.
"Tentu saja kami mengatakan menghargai dan mudah-mudahan dalam waktu satu atau dua hari ini beliau sudah bisa kembali beraktifitas sebagai anggota legislatif di Pasuruan," kata Nasir.
Nasir mengaku tidak terlalu mengetahui aktivitas Nadir di Pasuruan.
Anggota Komisi III DPR itu hanya mendapatkan informasi Nadir sering ikut serta dalam aksi unjuk rasa di Pasuruan.
"Sekali lagi ini adalah bagian dari warning bagi semua orang, bagaimana tindakan preventif negara terhadap warga negaranya," kata Nadir.
Selain itu, Nasir tidak dapat menduga apakah pemeriksaan Nadir terkait Pilkada DKI Jakarta.
Sebab, Nadir bukanlah anggota DPRD DKI Jakarta.
"Karena beliau itu bukan anggota DPRD DKI Jakarta, beliau itu anggota DPRD Pasuruan, Jawa Timur, mungkin itu kebetulan saja," kata Nasir.
Diberitakan, anggota DPRD Pasuruan Muhammad Nadir Umar dan aktivis LSM Forum Dakwah Nusantara (FDN), Budi Mastur, dijemput tim tim Densus 88 Antiteror Polri setiba di Bandara Juanda Surabaya dan Bandara Husein Sastranegara Bandung pada Sabtu, 8 April 2017, petang kemarin.
Keduanya baru saja dideportasi otoritas Turki lantaran berupaya memasuki perbatasan Suriah yang diketahui menjadi basis kelompok radikal ISIS.
"Anggota DPRD tersebut bukan ditangkap, mamun dijemput karena setiap deportan yang berhubungan dengan Turki maupun informasi radikal dari pemerintah lain, seperti biasanya apabila ada FTF (Foreign Terrorist Fighter) yang dideportasi, diberitahukan ke Densus 88 untuk dilakukan pemeriksaan," ujar Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rikwanto, Minggu (9/4/2017).
Dari interogasi keduanya, diketahui keduanya berada di Turki selama enam hari sejak 1 April 2017.
Namun, otoritas Turki mengetahui keduanya masuk ke wilayah Suriah dengan ikut rombongan relawan kemanusian Yayasan Quori Umah.
Yayasan tersebut membawa misi penyaluran dana 20.000 Dollar Amerika Serikat untuk pengungsi di Turki dan Lebanon.
"Hasil interogasi keduanya, motivasinya untuk kedua WNI tersebut masuk ke wilayah Suriah dengan menggunakan cover relawan misi kemanusiaan, yang merupakan relawan dari Yayasan Qouri Umah," kata Rikwanto.
Setelah melakukan perjalanan ke beberapa kota guna penyaluran bantuan, keduanya diamankan otoritas Turki karena masuk wilayah perbatasan Turki-Suriah.
"Setelah sampai di Istanbul, kemudian diketahui bahwa mereka telah memasuki daerah perbatasan dan kemudian diamankan oleh Imigrasi," ujar Rikwanto.