Ini Bentuk-bentuk Teror Terhadap Penyidik KPK, Santet hingga Tabrak Lari
Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi mencatat teror terhadap pegawai dan terutama penyidik KPK datang dalam beragam bentuk.
Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus Novel Baswedan membuktikan penyidik dan pegawai KPK tak luput dari teror.
Novel, penyidik senior KPK disiram air keras oleh dua orang tak dikenal di depan rumahnya di Jalan Deposito T No 08 RT 03 RW 10, Kelurahan Pesanggrahan Dua, Kecamatan Kelapa Gading, pada Selasa (11/4/2017) pagi.
Usai melakukan aksinya, kedua orang yang dikenal profesional itu melarikan diri menggunakan sepeda motor.
Baca: 5 Teror yang Pernah Diterima KPK: Dari Air Keras, Bom Hingga Santet
Baca: Politikus Golkar: Penyidik KPK Diteror Lantaran Jokowi Tak Kunjung Selesaikan Konflik
Baca: Polri Selidiki Latar-belakang Ancaman Teror Penyidik KPK
Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi mencatat teror terhadap pegawai dan terutama penyidik KPK datang dalam beragam bentuk.
Teror diberikan kepada penyidik terkait kasus korupsi yang tengah ditangani KPK.
Peran penyidik dalam upaya mengungkap dan memberantas kasus korupsi dianggap sangat urgen.
Berikut sejumlah bentuk teror kepada penyidik KPK :
1. Pendekatan personal atau rayuan (promosi, jabatan)
2. Kriminalisasi/Dicari-cari kesalahan masa lalu/ upaya menjadikan tersangka
3. Teror Psikis (ancaman melalui SMS, BB, Media Sosial)
4. Teror Fisik (Tabrak lari)
5. Penjemputan/penangkapan/penahanan/penggeledahan
6. Ancaman terhadap keluarga ( Cemoohan, umpatan, penculikan, penganiayaan, kriminalisasi sampai ancaman pembunuhan yang ditujukan kepada keluarga pegawai KPK).
7. Ancaman pembunuhan
8. Penarikan penyidik KPK
9. Ancaman bom
10. Ancaman tindakan indisipliner oleh instansi asal
11. Ancaman via Metafisik (santet/guna-guna)
12. Fitnah/Kampanye hitam
Sumber: Dok. Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi