Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Buya Syafii Maarif Dimarahi Pakai Sepatu Sol Bolong Saat Jabat Ketua Muhammadiyah

Contoh sikap Buya yang merakyat lainnya yakni kesenangannya makan di warung tegal (Warteg) di kawasan Gondangdia.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Buya Syafii Maarif Dimarahi Pakai Sepatu Sol Bolong Saat Jabat Ketua Muhammadiyah
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Tokoh masyarakat Buya Syafii Maarif memberikan paparannya pada acara Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965, di Jakarta, Senin (18/4/2016). Simposium yang digelar oleh pemerintah dan Komnas HAM ini bertujuan merekonsiliasi kasus pelanggaran HAM di masa lalu. Acara itu juga dihadiri Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menkum HAM Yasonna Laoly, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Gubernur Lemhanas Agus Widjojo, Romo Franz Magnis Suseno, dan mantan Danjen Kopassus Letjen Purnawirawan Sintong Panjaitan. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris PP Muhammadiyah Abdul Mufti melihat sosok Buya Syafii Maarif berjiwa egaliter yang tidak meminta dihormati.

Menurutnya, hal tersebut merupakan salah satu keteladanan Buya Syafii Maarif.

"Buya Syafii di PP Muhammadiyah sering dimarahi karena sepatu sol bolong enggak mau ganti. Padahal (Buya) ketum. Kalau Ketum saja pakai sol bolong maka Muhammadiyah tidak perhatian ke Buya," kata Mufti dalam diskusi 'Merawat Pemikiran Guru-guru Bangsa' di Hotel Century, Jakarta, Rabu (12/4/2017).

Contoh sikap Buya yang merakyat lainnya yakni kesenangannya makan di warung tegal (Warteg) di kawasan Gondangdia.

Ia juga tidak mau dijemput dengan Taxi melainkan Bajaj. Kini, Buya Syafii senang bepergian naik sepeda di Yogyakarta.

Mufti juga mengungkapkan sikap Buya Syafii ketika dihujat terkait pemahamannya mengenai surat Al Amidah. Buya, kata Mufti, dihujat secara luar biasa.

"Rumahnya sampai dijaga polisi. Tapi di rumah salat di Masjid dan pulangnya numpang ojek. Akhlaknya tetap membumi, ini sangat langka. Mohon maaf pemimpin pemimpin melangit tapi tidak membumi," ujar Mufti.

Berita Rekomendasi

Buya, kata Mufti, juga memiliki sikap menerima kritik. Bahkan semakin dikritik, Buya malah menikmatinya.

"Ini jiwa egaliter seorang tokoh," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas