Politikus PPP Heran Tjahjo Emosi dengan Pengkritik Jokowi
Perempuan yang diketahui bernama Veronica dapat melaporkan polisi terkait ancaman tersebu
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Ketua BKSAP DPR Syaifullah Tamliha heran dengan sikap Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Tjahjo geram melihat satu orang pendukung Ahok yang sempat berorasi di depan Rutan Cipinang beberapa waktu lalu.
"Saya kan lama satu komisi sama Tjahjo. Biasanya dia tidak emosi seperti itu," kata Tamliha di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (12/5/2017).
Menurut Tamliha, perempuan yang diketahui bernama Veronica dapat melaporkan polisi terkait ancaman tersebut. Ia berharap kepolisian bersikap adil dalam memproses kasus tersebut bila dilaporkan.
"Tidak hanya kepada aktivis tapi juga kepada menteri dan sebagainya. Itu bersikap adil supaya tidak ada keberpihakan. Kalau saya menyayangkan ucapan tjahjo karena memperkeruh suasana," kata Tamliha.
Tamliha mengatakan suasana yang kondusif jangan sampai merugikan citra Presiden Joko Widodo. Apalagi, Presiden Jokowi tidak suka dengan kegaduhan. Politikus PPP itu juga menilai wajar adanya perbandingan setiap pemerintah.
"Kita juga boleh menbandingkan kehidupan Jaman Belanda, Jepang, Soekarno, Soeharto, Megawati, Gus Dur, SBY, Jokowi. Boleh dong kita membandingkan sesuai fakta-fakta yang ada. Dia over comment," tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo geram melihat satu orang pendukung Ahok yang sempat berorasi di depan Rutan Cipinang beberapa waktu lalu.
Di dalam video itu, seorang wanita kemudian menyebut bahwa masuknya Ahok ke dalam penjara, merupakan campur tangan dari rezim saat ini.
Belakangan diketahui bahwa wanita tersebut bernama Veronica yang bertempat tinggal di kawasan Jelambar, Jakarta Barat.
"Yang putuskan pengadilan, kenapa fitnahya ke Jokowi? Bela Ahok boleh saja, tapi jangan salahkan orang lain," kata Tjahjo di Kantor Kemendagri, Jakarta, Jumat (12/5/2017)
Kepada Veronica, Tjahjo meminta agar dapat segera mengklarifikasi ucapan "Rezim sekarang jauh lebih buruk daripada rezim SBY," yang sempat terlontar saat aksi berlangsung.
"Klarifikasi saja, apa maksudnya itu dijelaskan," ujar Tjahjo.